Pemkab Banyuwangi dan NU Rumuskan Tradisi Tahlil – Istighosah untuk New Normal

- 29 Mei 2020, 07:57 WIB
/

”Tentu kita pahami tidak semua warga, misalnya, bisa sediakan hand sanitizer, maka perlu saling bantu,” ujarnya.

Saat tahlilan, yang biasanya mengundang katakanlah 40 orang selama 7 hari, untuk sementara waktu cukup 10 orang saja hari pertama, 10 orang lainnya hari kedua, dan seterusnya.

Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini mengusulkan new normal untuk disimulasikan sesegera mungkin. PCNU juga menyerahkan sejumlah rekomendasi tentang pelaksanaan pendidikan di madrasah dan pesantren.

Bahkan, PCNU siap membikin pilot project di empat majelis wilayah cabang (MWC), yaitu struktur NU di tingkat kecamatan.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Virus Corona, Realisasi PAD Banyuwangi Masih Stabil

“Sebagai pilot project, kami tunjuk empat MWC untuk penerapan new normal tahlilan in, yaitu MWC Purwoharjo, Cluring, Kabat, Glagah. Serta satu pesantren untuk uji coba new normal, yaitu Ponpes Manbaul Falah, Kecamatan Singojuruh,” ujar Gus Makki, sapaan akrabnya.

“Nahdliyin harus menjadi contoh untuk selalu taat protokol kesehatan demi kemaslahatan umat,” ujarnya didampingi Ketua Satgas Covid-19 PCNU Arief Fauzi dan Ketua LP Maarif PCNU Zaky Mubarok.

Gus Makki mengakui, pesantren menjadi pekerjaan rumah bagi NU. Santri sudah terlalu lama libur.

“Kami ingin santri bisa segera belajar, apalagi mereka dalam waktu dekat mulai masuk. Jadi, kami harus benar-benar memastikan protokol Covid-19 di kalangan santri,” kata Gus Makki.

Bupati Anas menambahkan, pihaknya siap berkolaborasi untuk tata laksana kesehatan lingkungan ponpes. Puskesmas bisa melakukan pendampingan bagi para kiai.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini

x