Menurutnya, Indonesia akan menjadi negara 'penyewa' aset oligarki jika IKN baru telah diresmikan, karena gedung-gedung pemerintahan yang dibangun di kawasan tersebut tak seluruhnya merupakan aset milik negara.
Dia sempat mengatakan, pemerintah sangat mungkin untuk menjual aset-aset negara yang ada di Jakarta kepada pihak ketiga demi menutup ongkos pembangunan IKN baru di Kalimantan.
Selain itu, Said Didu juga pernah mengungkapkan bahwa dari keseluruhan sumber pendanaan IKN baru, hanya 20-25 persen saja dana yang bersumber dari APBN.
Sementara 75-80 persen sumber dana yang tidak dapat dibiayai oleh APBN untuk membangun IKN baru berasal dari gabungan investor swasta dan asing.
Dengan komposisi sumber pendanaan tersebut, Said Didu menduga kuat bahwa Indonesia nantinya hanya akan menjadi negara 'penyewa' aset milik para oligarki swasta maupun asing.
Di sisi lain, baru-baru ini Softbank memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pemberi dana pembangunan IKN baru di Kalimantan.
Sebelumnya, Said Didu juga sempat menyindir pernyataan Mahfud MD yang menyebut ritual kendi di titik nol IKN sebagai simbol keberagaman.
Menurutnya, tanah dan air tak dapat dijadikan sebagai simbol keberagaman sebagaimana diklaim oleh Mahfud MD.