"Soal minyak goreng ini kebutuhan pokok hidup manusia, dan bagi emak-emak itu sesuatu yang nggak boleh diganggu-ganggu oleh negara, justru hal yang harus dilindungi negara," ujarnya.
Bersamaan dengan bergulirnya isu minyak goreng hingga kini, Haris Azhar dan Fatia telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Luhut.
Filsuf kelahiran Manado itu mengatakan bahwa penetapan tersangka untuk Haris Azhar dan Fatia merupakan pengendalian politik yang disponsori oleh oligarki.
"Tapi kita balik dulu pada hal lain yang juga bisa menyebabkan kita kehilangan kepercayaan pada pemerintah, yaitu ditersangkakannya Saudara Haris Azhar dan Fatia. Dan orang menganggap bahwa ini juga pengendalian politik yang justru disponsori oleh oligarki," katanya.
Sebaliknya, dia juga menyebut Luhut sebagai 'The Untouchable' karena sangat sulit tersentuh hukum meski dianggap telah mencemarkan nama baik 100 juta orang Indonesia dengan klaim big data yang digembar-gemborkannya.
"Kalau kita lihat isunya hari-hari ini, Pak Luhut seolah-olah 'The Untouchable' yang nggak bisa disentuh oleh hukum kendati beliau udah mencemarkan nama baik 100 juta orang dengan big data-nya itu," ujar dia.
Di sisi lain, Rocky Gerung juga turut membandingkan apa yang disuarakan oleh Haris Azhar dan Fatia dengan Luhut.
Dia menyebut bahwa Luhut merupakan representasi dari kepentingan oligarki, sementara Haris Azhar dan Fatia mewakili suara reformasi dari rakyat kecil yang menginginkan pemerintahan yang bersih dari KKN melalui riset.