Menurutnya, kelangkaan stok minyak goreng di pasar dan supermarket ternyata diakibatkan oleh enam pabrik yang tergolong besar di Tanah Air terpaksa tutup.
“Karena harga CPO di pasar global diatas Rp14 ribu per liter, mereka kesulitan ketika dipaksa menjual sesuai HET sebesar Rp14 ribu per liter,” ungkapnya.
“Dampaknya suplai dan ‘demand’ tidak seimbang sehingga terjadi kelangkaan di pasaran,” tambahnya.
Lebih lanjut, Moeldoko juga memastikan bahwa harga minyak goreng akan segera turun, terlebih menjelang bulan ramadhan.
Moeldoko mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengontrol distribusi minyak goreng curah yang telah ditetapkan HET sebesar Rp14 ribu per liter agar tidak ikut bermain di kemasan premium.
Selain itu, Moeldoko juga menegaskan bahwa tingginya harga dan kelangkaan minyak goreng bukan ulah dari para mafia.
Ia menyebut bahwa tingginya harga dan kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh pasar global dan urusan tata niaga.
“Tidak ada keterlibatan mafia yang sedang memainkan harga minyak goreng, ini hanya urusan tata niaga,” pungkasnya.***