Survei Indikator Sebut Masyarakat Makin Takut Kritik Pemerintah, Refly Harun: Ini Warning Bagi Kita Semua

- 4 April 2022, 02:00 WIB
Survei Indikator Sebut Masyarakat Makin Takut Kritik Pemerintah, Refly Harun: Ini Warning Bagi Kita Semua.
Survei Indikator Sebut Masyarakat Makin Takut Kritik Pemerintah, Refly Harun: Ini Warning Bagi Kita Semua. /Tangkap Layar YouTube.com/Refly Harun

KABAR BESUKI - Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi survei Indikator terbaru yang menyebut bahwa masyarakat saat ini makin takut memberi kritik terhadap pemerintah.

Refly Harun menilai survei Indikator yang menyebut masyarakat makin takut memberi kritik terhadap pemerintah menjadi warning bagi siapapun.

Refly Harun juga mengingatkan agar masyarakat terus menjaga Indonesia supaya tak jatuh pada jurang otoritarianisme.

"Jadi ini warning bagi kita semua, nggak ada kaitan suka atau tidak suka, benci tidak benci, tapi ini adalah cara kita menjaga agar jangan sampai negara ini jatuh kepada jurang otoritarianisme, itu bahaya sekali," kata Refly Harun sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 4 April 2022.

Baca Juga: Viral Video Habib Bahar Dilarang Ceramah, Refly Harun: Kita Mau Mengundang Lagi Otoritarianisme

Refly Harun mengakui bahwa dirinya turut merasa tidak nyaman untuk menyampaikan kritik terhadap pemerintah di muka umum.

Mantan jurnalis Media Indonesia (MI) itu menilai, saat ini banyak orang yang berusaha diintip kelemahannya apabila diketahui sangat vokal dalam memberi kritik terhadap pemerintah.

"Saya pun nggak nyaman ketika ngomong mengkritik itu, kenapa? Karena sepertinya diintip kelemahannya," ujarnya.

Baca Juga: Mahasiswa Dibanting Polisi Saat Demo di Tangerang, Rocky Gerung: Indonesia Sedang Menuju Otoritarianisme

Lebih lanjut, Refly Harun menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri negara yang menganut paham otoritarianisme adalah ketika penguasa tak mau mendengar kritik dari rakyatnya.

Dia juga mengungkapkan adanya dugaan keterlibatan pihak aparat hukum untuk membungkam siapapun yang bersuara kritis terhadap pemerintah saat ini.

Bahkan kata dia pula, TNI seolah ingin kembali masuk ke dalam dunia politik dengan peranan yang signifikan.

"Jadi otoritarianisme itu ditandai dengan penguasa tidak mau dengar kritik, lalu aparat hukum makin kuat perannya untuk membungkam suara-suara kritis, dan juga TNI ingin kembali merambah dunia politik dengan menjalankan peran yang lebih signifikan," katanya.

Baca Juga: BNPT Beberkan Ciri Penceramah Radikal, Ketum PA 212 Slamet Maarif: Terkesan Jadi Otoriter

Refly Harun juga mengingatkan bahwa jika hal tersebut tak diingatkan kepada publik, reformasi yang telah diperjuangkan pada tahun 1998 akan berakhir sia-sia.

Dia mengatakan, rezim Orde Baru dapat berkuasa selama lebih dari tiga dekade karena ditopang oleh ABRI, birokrasi, dan Golkar.

"Kalau kita tidak ingatkan pada kita semua, kita bisa kehilangan reformasi kita semua. Padahal reformasi bisa menumbangkan rezim otoriter Orde Baru yang ditopang oleh tiga kekuatan yaitu ABRI (TNI), birokrasi, dan Golkar," ujar dia.

Terakhir, Refly Harun juga turut mengingatkan kepada TNI dan Polri agar menjadi alat negara yang bersikap profesional dalam melayani masyarakat tanpa unsur tendensi sepeserpun.

"Mereka (TNI dan Polri) harus menjadi alat negara yang profesional melayani," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini