“Tapi yang terjadi Presiden akhirnya mengintervensi pasar, itu hal yang paling buruk kalau kekuasaan gak punya cara lagi lalu mengintervensi pasar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia ini juga menilai bahwa Presiden Jokowi tidak mampu membuat kebijakan untuk mengatasi masalah minyak goreng.
“Yang dia pamerkan kemarin kekuasaan yang palsu, hitung-hitungannya gak masuk akal, Presiden ini seolah-olah cerdas tapi tidak cerdik, karena impactnya akan panjang,” jelasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi resmi melarang ekspor bahan baku minyak goreng maupun minyak goreng.
Kebijakan larangan ekspor minyak goreng ini bertujuan untuk mengatasi stok dan lonjakan harga minyak yang terjadi 4 bulan belakangan ini.***