Dampak Larangan Ekspor CPO Saham dan Rupiah Anjlok Hari Ini 28 April 2022

- 28 April 2022, 19:34 WIB
Ilustrasi Sejak Juli 2021 nilai Rupiah berada di titik terlemah.
Ilustrasi Sejak Juli 2021 nilai Rupiah berada di titik terlemah. /Pixabay/EmAji/

KABAR BESUKI - Dampak yang terjadi sejak diberlakukannya larangan ekspor CPO, saham beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka di Indonesia sekaligus nilai mata uang rupiah anjlok pada Kamis 28 April 2022.

Setelah pemerintah berhasil mengejutkan pasar dan membuat perubahan pada menit terakhir untuk larangan ekspor minyak sawit mentah dan produk olahan lainnya.
 
Pasar awalnya lega dengan pernyataan menteri ekonomi Indonesia yang mengatakan bahwa larangan hanya mencakup olein sawit yang dimurnikan, diputihkan, dan dihilangkan baunya (RBD), tetapi dalam kebijakan U-turn pada Rabu produk-produk lain disertakan.
 
Langkah tersebut berdampak langsung pada minyak nabati global, permintaan minyak sawit Malaysia naik 9,8 persen.
Suasana gelisah terjadi pada Kamis, sehari setelah larangan tengah malam mulai berlaku.
 
Saham di perusahaan minyak sawit Indonesia Astra Agro Lestari turun sebanyak 6,6 persen.
 
Sinar Mas Agro Resources and Technology turun 2,39 persen.
 
Salim Ivomas Pratama turun 4 persen di Jakarta sebelum pulih.
 
Menunjukkan tekad Indonesia untuk menegakkan larangan ekspor, angkatan laut pada Kamis mengatakan telah menyita dua kapal tanker yang membawa minyak sawit mentah, olein sawit dan metanol sehari sebelum diberlakukan larangan tersebut.
 
Dalam catatan investor, pialang Trimegah Securities mengatakan larangan itu bisa menjadi kebijakan jangka pendek yang bertujuan memotong harga minyak goreng domestik yang sangat tinggi tetapi sangat sulit memprediksi waktunya.
 
Presiden Joko Widodo mengatakan pada Rabu bahwa, kebutuhan masyarakat akan makanan yang terjangkau mengalahkan masalah pendapatan saat ini.
 
Kekhawatiran atas larangan tersebut mendorong mata uang rupiah di level terendah sejak Juli 2021, dilansir Kabar Besuki dari CNA News.
 
Radhika Rao, ekonom senior DBS Bank mengatakan, prospek ekspor terkena dampak negatif bagi pendapatan Indonesia dan transaksi berjalan serta akan meredam sentimen terhadap rupiah.
 
Resiko penurunan akan meningkat jika larangan berlanjut lebih dari satu atau dua bulan, katanya.
 
Peraturan kementerian perdagangan yang dikeluarkan pada Rabu mengatakan kebijakan ekspor akan ditinjau setiap bulan bahkan sesering mungkin bila diperlukan.
 
Sementara itu, Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa dua kapal yang disita adalah MT World Progress dan MT Annabelle, mereka telah melanggar peraturan meskipun berangkat sebelum larangan diberlakukan, dengan masalah dokumen perjalanan izin masing-masing.
 
Menurut pernyataan angkatan laut, MT World Progress sedang melakukan perjalanan menuju India dengan membawa 34.854,3 ton palm olein.
 
MT Annabelle menuju Sharjah di  Uni Emirat Arab dengan 13.357,4 ton minyak sawit dan 98 barel metanol di dalamnya.
 
Peraturan kementerian perdagangan juga mengatakan eksportir yang mendapatkan deklarasi pabean paling lambat 27 April 2022 masih akan diizinkan untuk mengekspor produknya.
 
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, larangan itu akan dicabut ketika harga minyak goreng curah turun menjadi Rp14.000 (US$0,9682) per liter di seluruh Indonesia.
 
Saat ini harga minyak goreng curah masih berada di harga Rp19.000-20.000 per liter di pasar tradisional Jakarta, Kamis 28 April 2022.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: CNA


Tags

Terkait

Terkini

x