Network
KABAR BESUKI – Ahli hukum tata negara, Refly Harun menyoroti perayaan Hari Raya Idul Fitri yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Seperti diketahui, di momen lebaran 2022 ini, Presiden Jokowi memilih untuk melaksanakan salat Idul Fitri bersama keluarga di Gedung Agung Yogyakarta.
Sementara, Anies Baswedan menggelar Salat Id di Jakarta International Stadium (JIS) bersama dengan ribuan warga DKI Jakarta.
Menariknya, momen salat Id Presiden Jokowi ke Yogyakarta ini ternyata mendapat kritik sejumlah pihak. Banyak orang menyayangkan sikap Presiden Jokowi yang tak ikut salat Id di Masjid Istiqlal.
Baca Juga: Bongkar Bukti Baru Kebohongan Iqlima Kim, Hotman Paris: Kenapa Kamu Tega
Menanggapi hal tersebut, ahli hukum tata negara Refly Harun menduga bahwa alasan Jokowi tidak berlebaran di Jakarta lantaran takut kalah pamor dengan Anies Baswedan.
Mengingat bahwa salat Id yang digelar oleh Anies Baswedan di JIS dihadiri oleh ribuan masyarakat DKI Jakarta.
“Kenapa dia (Jokowi) tidak berlebaran di Jakarta, maka secara teoritis dalam tanda kutip Jokowi takut kalah pamor dengan salat di JIS,” kata Refly Harun seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Refly Harun pada 04 Mei 2022.
Refly Harun juga menduga bahwa Anies Baswedan tidak mengundang Presiden Jokowi untuk melaksanakan salat Id bersama di JIS.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Penyebab dan Gejala Hepatitis Akut MIsterius yang Tewaskan 3 Anak di Jakarta
Karena menurutnya, hal tersebut sudah menyangkut urusan politik. Menurut Refly Harun, Anies Baswedan ingin terlihat menjadi ‘matahari’ bagi masyarakat DKI Jakarta.
“Mengingat ini gawenya warga Jakarta ya barangkali tidak diundang,” ujar Refly Harun.
“Karena inii kan politik, tentu Anies ingin menjadi matahari dalam perhelatan tersebut, dan belum tentu juga massa yang hadir menginginkan kehadiran presiden Jokowi, karena massa pendukung Anies dan Jokowi bisa bentrok,” jelasnya.
Karena hal inilah menurut Refly Harun menjadi salah satu alasan Presiden Jokowi memilih untuk berlebaran di Yogyakarta.
“Makanya ketimbang kalah pamor, Presiden Jokowi terpaksa ke Yogyakarta yang menurut saya tidak lazim juga ya,” pungkasnya.***
