“Ini merupakan satu proses yang sudah disampaikan bahwa inspektorat utama kami bahwa segala perusahaan telah didatangi untuk diteliti lebih dalam, tidak ada yang ditutup-tutupi di DPR, tidak akan ada perusahaan yang abal-abal lolos di DPR,” pungkas Indra ketika menjelaskan alasan perusahaan dengan harga yang paling tinggi yang dipilih.
Baca Juga: Kim Sae Ron dalam Penyidikan Polisi Akibat Mengemudi di Bawah Pengaruh Alkohol
Menurut Indra Iskandar harga tersebut tergantung bagaimana cara orang memandang kewajaran. Dengan harga tersebut rencananya selain gorden akan untuk memperbaiki rel, vitrase, dan jendelanya. Sehingga harga tersebut dianggap wajar oleh konsultan DPR RI.
“Dengan berat hati apa yang diputuskan dengan BURT harus dilakukan,” ungkap Indra.
“Pengadaan gorden untuk rumah dinas tidak dilanjutkan,” tutup Johan.***