Wisata Konservasi Buka, Namun Perbolehkan Hanya Zona Hijau Dan Kuning

- 24 Juni 2020, 09:20 WIB
Lautan Pasir Gunung Bromo nampak sepi wisatawan saat pandemi Covid-19 (ft.nre)
Lautan Pasir Gunung Bromo nampak sepi wisatawan saat pandemi Covid-19 (ft.nre) /

KABAR BESUKI - Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 merekomendasi kawasan parawisata konservasi diijinkan untuk dibuka. Namun kawasan yang dibolehkan hanya zona hijau dan kuning. Hal ini mengacu terhadap Protokol Kesehatan.

Kawasan konservasi perairan, kawasan wisata petualangan, Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya, Suaka Margasatwa, geopark, pariwisata alam non-kawasan konservasi antara lain kebun raya, kebun binatang, Taman Safari, desa wisata, dan kawasan wisata alam yang dikelola oleh masyarakat.

Kawasan pariwisata alam tersebut dapat dibuka secara bertahap sampai dengan batasan pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas normal.

Kawasan pariwisata alam yang diijinkan buka adalah kawasan pariwisata alam yang berada di Kabupaten/Kota dalam zona hijau dan/atau zona kuning.

“Untuk zona lain akan diatur sesuai dengan kesiapan daerah dan pengelola kawasan,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 Doni Monardo, Senin (22/6/2020), dalam press Conference Kemarin.

Baca Juga: Heboh, Model Cantik Banyuwangi Menjadi Korban Percobaan Pemerkosaan

Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan, Keputusan Pembukaan kawasan pariwisata alam yang berada di 270 Kabupaten/Kota pada zona hijau dan zona kuning, diserahkan kepada Bupati dan Walikota.

Pengambilan keputusan harus melalui proses musyawarah dengan forum komunikasi pimpinan daerah yang melibatkan pengelola kawasan pariwisata alam, Ikatan Dokter Indonesia di daerah, pakar epidemiologi, pakar kesehatan masyarakat, pakar ekonomi kerakyatan.

Juga oleh tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarakat,tokoh pers, penggiat konservasi, dan dunia usaha khususnya pelaku industri pariwisata serta DPRD melalui pendekatan kolaborasi Pentahelix berbasis komunitas.

Halaman:

Editor: Choiri Kurnianto


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah