Alami Masalah Ekonomi, Garuda Indonesia Dinilai Bisa Bertahan Hingga Tahun 2024 Saja

- 20 Juli 2020, 20:07 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia /

KABAR BESUKI - Adanya pandemi virus Covid-19 telah merusak banyak sektor usaha di belahan dunia. Termasuk PT Garuda Indonesia (Persero) TBK (GIAA) yang saat ini dikabarkan tengah dalam masalah perekonomian.

PT Garuda Indonesia, tercatat memiliki total hutang mencapai Rp 31,39 triliun, bahkan pihaknya juga rugi hingga Rp 15,8 triliun.

Pihak Garuda saat ini hadapi penawaran mengenai pensiun dini hingga penundaan pembayaran atas operasionalnya. Berikut fakta-fakta terkini soal kondisi Garuda Indonesai:

Sebelumnya artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Pendapatan Anjlok 90 Persen, Utang Tembus Rp32 Triliun, Sisa Usia Garuda Indonesia 4 Tahun Lagi?

1. Tawaran cuti kepada 800 karyawan Garuda

Penawaran cuti kepada 800 karyawan PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) dijelaskan oleh Irfan Setiaputra selaku Dirut Garuda Indonesia. Diakui dirinya, Garuda menawarkan pensiun dini terhadap sejumlah karyawannya. Dan sampai saat ini, sudah ada sekitar 400 karyawan yang menerima tawaran tersebut.

Irfan mengatakan bahwa dalam aturan diperbolehkan untuk pegawai Garuda melakukan pensiun dini yang berusia di atas 45 tahun

"Di dalam aturan diperbolehkan pegawai melakukan pensiun dini untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun. Sampai saat ini, hampir 400 orang yang bersedia," katanya di Komisi VI DPR secara virtual.

Baca Juga: Kecelakaan Tunggal, Mobil Baksos Kemensos Masuk Jurang di Gunung Gamping Sumberagung

2. Pendapatan Garuda menurun 90 persen

Maskapai pelat merah ini mengalami kondisi keuangan yang bisa dikatakan tidak baik. Dirut Garuda, Irfan, mengungkapkan bahwa penurunan pendapatan perusahaan ini mencapai 90 persen yang diakibatkan oleh Covid-19.

"Jadi, persoalan di Garuda hari ini adalah revenue (pendapatan, red) turun sampai 90 persen, jadi tinggal 10 persen," ujar Irfan.

3. Hutang Garuda tembus Rp 32 triliun

Garuda Indonesia saat ini tercatat dengan total hutang mencapai Rp 32 triliun yang diakibatkan dari hutang usaha beserta pajak senilai US$905 juta dan hutang pinjaman kepada bank sebesar US$1,313 miliar.

Selain itu, pihaknya juga telah memproyeksikan kerugian tahun ini mencapai US$1,1 miliar atau setara Rp15,8 triliun.

"Saldo hutang usaha dan pinjaman bank per 1 Juli 2020 totalnya 2,2 miliar dolar (AS), ini terdiri dari US$905 juta operasional, pinjaman jangka pendek US$668 juta, dan pinjaman jangka panjang US$645 juta. Dari US$645 ada pinjaman sukuk US$500 juta yang sudah kita berhasil negosiasi dan extend jadi Juni 2023," lanjut Irfan.

Baca Juga: Keterangan Dinilai Berbeda Polisi Periksa Kembali Suci Kekasih Yodi Prabowo

4. 49 Boeing dan 4 Airbus ditunda kedatangannya

Adanya kasus pengadaan pesawat ini diketahui sejak 2011-2015 lalu. Airbus terlibat memberi suap untuk memuluskan pembelian pesawat dari perusahaannya.

Melalui pengakuan Dirut Garuda, langkah yang diambil pihaknya saat ini bertujuan agar pihak Airbus memberikan ganti rugi dan Garuda juga siap untuk menempuh jalur hukum melalui pemerintahan Inggris. Selain itu, Garuda juga menunda kedatangan empat armada pesawat Airbus.

"Tahun ini seharusnya Garuda menerima empat pesawat Airbus. Kami sedang negosiasi dengan Airbus untuk menunda penerimaan itu," ungkapnya.

5. Usia Garuda berhenti di 2024

Bantuan dana yang diberikan pemerintah nampaknya tidak membuahkan hasil yang cukup baik. Bantuan senilai Rp 8,5 triliun itu dinilai hanya mampu membuat maskapai ini bertahan sampai 2024.

Pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, beban hutang yang ditanggung maskapai penerbangan nasional pelat merah yang mencapai US$2 miliar atau Rp3 1,9 triliun membuat kondisi perusahan tidak akan bertahan lama.

"Saya menilai kemampuan Garuda hanya mampu bertahan minimal sampai 2024 saja. Walau ada dana talangan, itu memperpanjang napas saja, setahun ini ada pandemi keuangan Garuda memang berdarah-darah," ujar Arista.***(Ari Nursanti/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkini