Program Siswa Asuh Sebaya di Banyuwangi Bantu 1.300 Siswa Kurang Mampu Ditengah Pandemi

- 29 September 2020, 04:44 WIB
Bupati Anas bersama para pelajar
Bupati Anas bersama para pelajar /Dok. BanyuwangiKab.go.id 2019

KABAR BESUKI - Pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir membuat proses pembelajaran tatap muka di sekolah masih belum bisa dimulai.

Namun, Program membangun solidaritas antar-pelajar di Banyuwangi, "Siswa Asuh Sebaya" (SAS),masih tetap berjalan. 

Program SAS kembali menyalurkan bantuan senilai Rp 370 juta untuk 1.300 pelajar dari 33 SD dan 9 SMP guna menopang pendidikan mereka. Bantuan tersebut ada yang berupa beasiswa, alat dan modul pembelajaran, handphone, dan pulsa internet.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Kabupaten Banyuwangi 'The Sunrise of Java', Simak Yuk!

Siswa Asuh sebaya (SAS) sendiri merupakan gerakan membangun kepedulian antarpelajar di Banyuwangi. Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa di sekolah tersebut. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2011, hingga saat ini telah menyalurkan dana hingga Rp19,1 miliar untuk membantu pendidikan ribuan anak di Bumi Blambangan.

Seperti dilansir dari BanyuwangiKab.go.id, “Sebenarnya bukan pada nilainya, yang terpenting justru bagaimana kita menumbuhkan rasa peduli sesama sejak usia pelajar. Sehingga, kita semua berharap, para pelajar kelak menjadi generasi yang welas asih, suka menolong, sehingga masyarakat kita menjadi semakin guyub,” ujar Anas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin, 28 September 2020: Mulai dari Keuangan, Karier dan Asmara!

Bantuan SAS ini, lanjut Anas diberikan ke siswa yang membutuhkan tanpa prosedur yang berbelit. Siswa yang mampu menyisihkan uang jajannya, dikumpulkan bersama, lalu diberikan kepada temannya yang butuh.

”Ada yang menyumbang Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, semua sukarela. Ini cara kami untuk membangun kepedulian dan empati antar siswa. Sebagai modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi. Program ini juga memberikan penanaman pendidikan karakter sejak dini bagi anak,” ujarnya.

Khusus di masa pandemi ini, lanjut Anas, bantuan tetap diberikan kepada siswa yang membutuhkan. Karena, meski tidak sekolah, siswa tetap melaksanakan pembelajaran walaupun secara daring.

Baca Juga: Lirik Lagu'Better', Rilisan Terbaru dari Zayn Malik Lengkap Dengan Video

"Seperti saat ini, ada siswa yang kesulitan membeli kuota internet, atau tidak memiliki handphone untuk pembelajaran online, dibelikan dari dana ini agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar,” kata Anas.

Sepuluh tahun pelaksanaan, program ini diikuti oleh seluruh sekolah di Banyuwangi mulai tingkat SD, SMP sampai SMA dengan jumlah 911 sekolah. Sasaran penerimanya juga melebar. Bukan hanya teman satu sekolah, namun sekarang menyasar siswa sekolah lain yang membutuhkan.

Baca Juga: Masuk Musim Kampanye Pilkada 2020, Gubernur Khofifah Ingatkan Patuhi Protokol Kesehatan

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menambahkan, Gerakan SAS menjadi pelengkap program intervensi kebijakan pendidikan pemkab lainnya.

”Jadi semua saling menopang. Pemkab Banyuwangi memiliki program bantuan uang saku dan transportasi untuk pelajar, tabungan pelajar kurang mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, hingga pengangkatan anak putus sekolah,” ujar Suratno.

“Berkat program-program yang kita geber, angka putus sekolah di Banyuwangi dari tahun ke tahun terus menurun,” pungkasnya. ***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini

x