Network
KABAR BESUKI - Manajer Persebaya Chandra Wahyudi meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersikap transparan kepada klub terkait kisruh hak siar BRI Liga 1.
Manajer Persebaya memberikan penjelasan lebih lanjut terkait sistem pembagian hasil keuntungan hak siar BRI Liga 1 (dan Liga 2) kepada klub peserta yang selama ini diterapkan oleh LIB.
Manajer Persebaya membeberkan ketika timnya mengikuti kompetisi Liga 2 musim 2017, LIB menerapkan sistem bagi hasil hak siar secara adil berdasarkan rating dan share serta prestasi klub.
"Di 2017 ketika kami di Liga 2, sistem sharing hak siarnya menurut kami waktu itu lebih bagus, karena LIB waktu itu menerapkan sistem rating dan share. Juga ada pembagian revenue berdasarkan ranking," kata Chandra Wahyudi sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari program Polemik yang disiarkan oleh MNC Trijaya FM pada Sabtu, 11 Desember 2021.
Chandra Wahyudi mengungkapkan, hal sebaliknya justru terjadi ketika Persebaya promosi ke BRI Liga 1 sejak 2018 (dengan titel sponsor berbeda sebelum musim 2021-2022), di mana LIB menerapkan sistem bagi hasil hak siar secara flat untuk seluruh klub peserta.
Dia merasa LIB bersikap tak adil ketika sistem bagi hasil hak siar BRI Liga 1 dilakukan secara flat dengan nilai nominal yang sama.
"Ketika Persebaya masuk Liga 1 di tahun 2018 sampai sekarang di tahun ketiga, LIB menerapkan sistem pembagian hak komersialnya sama rata. Jadi delapan belas klub itu dibagi dengan nilai nominal tertentu yang menurut kami kurang fair," ujarnya.
Baca Juga: Kisruh Hak Siar BRI Liga 1 Dinilai Rugikan MNC Vision Networks, Erwiyantoro Sebut PSSI Bobrok
