KABAR BESUKI – Beredar sebuah pesan berantai pada aplikasi WhatsApp yang mengklaim bahwa setelah tewasnya Kepala BIN di Papua, TNI mengirimkan pasukan secara masiv ke Papua.
Pesan berantai tersebut memperlihatkan sebuah narasi dan sebuah video yang menampilkan persiapan anggota TNI.
Narasi yang terdapat pada pesan WhatsApp tersebut.
Baca Juga: Sebanyak 3.074 Rumah Terdampak Kebakaran Kilang Balongan akan Segera Diganti Rugi Pertamina
“Buntut terbunuhnya jenderal BIN di papua. Pengiriman pasukan TNI secara masiv ke Papua sedang dipersiapkan.
Perintahnya tegas, lakukan yg terbaik buat NKRI & tertibkan KKB. Mereka Bangkitkan amarah Jkw,,, KKB, blm kenal Jkw tuh.!!! mereka akan menyesali perbuatan mereka.”
Lantas apakah benar TNI telah mengirimkan pasukkan ke Papua?
Baca Juga: Karena Ingin Terkenal, Uztadz Penyebar Informasi Hoax Babi Ngepet Akhirnya Dijadikan Tersangka
Berdasarkan penelusuran tim Kabar Besuki, klaim pada pesan berantai tersebut adalah informasi yang salah dan telah dipelintirkan dari informasi aslinya.
Faktanya, konteks video yang benar adalah yang sudah beredar sebelumnya pada 3 Maret lalu yang digunakan sebagai sumber.
Tentang penugasan Kesatuan Batalyon Yonif 131 Braja Sakti ke Operasi Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Papua Nugini,
Baca Juga: Orang yang Suka Minum Kopi Kemungkinan Dia akan Terhindar dari Resiko Terkena Kanker Jenis Ini
Artinya, video persiapan TNI tersebut, TIDAK berkaitan dengan peristiwa terbunuhnya Kepala BIN Papua.
Dilansir dari turnbackhoax, informasi yang benar adalah ratusan prajurit TNI dari kesatuan Batalyon Yonif 131 Braja Sakti dipastikan sudah tiba di tanah Papua.
Pasukan Satgas Pengamananan batas Indonesia (Papua Nugini) ini dipastikan tiba di Papua setelah menempuh perjalanan via laut sepanjang 21 hari.
Baca Juga: Resmi Nikahi Gadis Usia 19 Tahun Asal Jombang, UAS Bagikan Momen Pernikahannya
Dikutip dari sumber lain, Yonif 131/BRS dikerahkan TNI ke Papua, dalam rangka penugasan operasi Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Nugini. Yang menariknya ini merupakan penugasan pertama mereka ke Papua.
Sehingga, pesan berantai yang menampilkan persiapan para pasukan TNI karena buntut dari tewasnya Kepala BIN Papua adalah informasi yang menyesatkan dan hoax.***