KABAR BESUKI - Hampir setiap orang pasti pernah mengalami ‘ketindihan’ saat tidur, setidaknya sekali dalam hidup mereka. Selama ratusan tahun, masyarakat selalu mengaitkan ketindihan dengan sesuatu yang berbau supernatural.
Ketindihan sendiri adalah suatu fenomena ketika Anda terbangun saat tidur, namun tidak bisa menggerakkan seluruh anggota tubuh sama sekali, ataupun mengeluarkan suara.
Saat hal ini terjadi, biasanyanya juga disertai dengan halusinasi seperti melihat hantu atau makhluk menyeramkan yang ada di dalam kamar tidur.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Resep Ayam Ramah Diabetes yang Patut Dicoba, Simak Selengkapnya
Baca Juga: Keji dan Brutal, Orang Ini Disebut Sebagai Ilmuwan Paling Kejam Sepanjang Sejarah Simak Ulasannya
Kemudian makhluk itu seakan sedang menduduki tubuh, sehingga Anda kesulitan bernapas atau merasakan ada tangan yang mencekik leher Anda.
Keadaan seperti inilah yang kemudian di Indonesia sering disebut dengan 'tindihan' karena perasaan seperti ditindih yang menyebabkan tubuh terasa berat dan kesulitan bernapas.
Tapi ternyata, ketindihan ini bukanlah fenomena supernatural atau mistis, melainkan suatu fenomena tidur yang umum terjadi dan bisa dijelaskan dengan ilmu kedokteran. Secara medis, ilmuwan dan dokter menyebut fenomena ini dengan sleep paralysis atau kelumpuhan tidur, seperti dikutip Kabar Besuki dari WebMD.
Sleep paralysis ditandai ketika pikiran terbangung atau sadar, namun tubuh belum sadar sepenuhnya. Saat 'tindihan' ini berlangsung, umumnya orang akan seperti mengalmi kelumpuhan semenatara, bisa terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Ketika sleep paralysis terjadi, biasanya diikuti dengan halusinasi yang nyata. Orang-orang yang pernah mengalami fenomena ini biasanya mengatakan jika mereka saat itu merasakan 'hawa jahat' atau melihat makhluk halus yang mendekati mereka.
Baca Juga: RCTI Liburkan Sementara Liga Italia Akhir Pekan Ini hingga Ramadhan, Tayang Kembali Saat Lebaran
Baca Juga: 8 Kota Tuan Rumah Piala Eropa 2020 Izinkan Turnamen Digelar dengan Penonton, Termasuk London
Terkadang, orang yang mengalami sleep paralysis akan mengalami 'roh yang keluar dari tubuh', dan merasa bahwa mereka sedang melayang di udara.
Kelumpuhan tidur ini terjadi karena tidur terganggu saat pada masa tidur REM (Rapid Eye Movement). Pada fase REM inilah biasanya orang akan bermimpi, karena otak mengalami peningkatan aktivitas.
Ketika fase REM berlangsung, serangkaian sel pada otak yang disebut amigdala, mengalami aktivitas secara signifikan. Amigdala adalah sel yang mengatur rasa takut dan emosi dalam otak.
Ketika fase tidur REM terganggu, maka secara tidak langsung Anda berpotensi mengalami halusinasi. Karena otak masih dalam fase bermimpi, namun secara tak sadar pikiran Anda sudah terbangun, sehingga ada tumpang tindih antara realita dan mimpi.
Saat Anda terbangun ketika fase REM masih berlangsung, tubuh belum sepenuhnya bangun sehingga hal itulah yang mengakibatkan orang sulit bernafas dan merasa 'ditindih' oleh sesuatu.
Karena inilah orang yang sedang 'ketindihan' merasa didatangi oleh makhluk halus dan semacamnya.
Lalu apakah sleep paralysis ini berbahaya? Tentu tidak, fenomena ini cukup umum terjadi. Setidaknya 4 dari 10 orang pernah mengalami sleep paralysis.
Baca Juga: Pria Akan Berbohong Tentang Menginginkan Hal Ini dalam Pasangan, Simak Ulasannya!
Sleep paralysis rentan terjadi jika Anda sering mengalami jadwal tidur yang berubah-ubah. Selain itu, tidur dengan menghadap ke atas atau telentang biasanya berpotensi lebih tinggi mengalami kelumpuhan tidur.***