KABAR BESUKI – Sisi positif dari pandemi COVID-19 adalah mendorong keluarga untuk melakukan diskusi bersama secara terbuka dan jujur tentang mental health kepada anak-anaknya. Dikabarkan telah terjadi peningkatan jumlah pasien muda yang mencari perawatan untuk mental health sejak awal pandemi.
Profesional kesehatan mental health juga melihat lebih banyak anak muda yang mengalami gangguan makan serta kecemasan dan depresi. Faktanya, survei terbaru dari LifeStance Health mengungkapkan bahwa di tengah krisis mental health remaja yang berkembang, 63% orang tua telah berkonsultasi dengan terapis untuk mendapatkan dukungan dan kesehatan bagi diri mereka sendiri, anak-anak mereka, atau seluruh keluarga mereka.
Jadi, bagaimana cara terbaik orang tua mendukung anak-anak mereka untuk melakukan terapi akibat masalah mental health secara keseluruhan?
Berikut cara paling efektif bagi orang tua untuk mendukung anak mereka terkait masalah mental health, seperti dilansir Kabar Besuki dari Eat This.
Baca Juga: Pembuat Vaksin COVID-19 Alihkan Fokus ke Booster di Tahun Mendatang
Pertama, penting untuk mendorong destigmatisasi mental health. Ingatkan anak-anak Anda bahwa mereka tidak perlu malu, setiap orang membutuhkan dukungan dengan cara yang berbeda.
Menjadikan mental health sebagai topik pembicaraan sejak usia muda dapat membantu mendorong anak Anda untuk memprioritaskannya sepanjang hidup mereka. Faktanya, menurut survei LifeStance Health, 50% orang tua mendiskusikan kesehatan mental dengan anak-anak mereka minimal beberapa kali seminggu, bahkan setiap hari.
Salah satu cara untuk mengartikulasikan manfaat perawatan mental health adalah menyamakannya dengan perawatan kesehatan fisik. Ketika anak Anda merasa sakit atau mengalami cedera, dokter perawatan primer akan membantunya untuk sembuh dan merasa lebih baik.
Mental helath juga tidak berbeda, dan penting untuk secara proaktif mengatasinya dengan cara yang sama seperti gejala fisik.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk mencontohkan kebiasaan mental health yang positif dan membatasi diri mereka sendiri, karena cara terbaik anak-anak merespon yaitu dengan memberinya contoh dibandingkan memberi tahu dengan instruksi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa 10 Mei 2022: Libra Kamu Mulai Merasakan Ingin Bertumbuh Kembang
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membuat "peralatan" kebahagiaan atau perawatan diri untuk diri sendiri dan anak-anak Anda. Pada dasarnya, ini adalah opsi dari berbagai hal atau aktivitas yang membawa kegembiraan saat dibutuhkan.
Hal tersebut dapat berupa sesuatu yang sederhana, seperti menghabiskan waktu di luar rumah, menikmati makanan favorit Anda, memasak atau berolahraga bersama, mendengarkan musik, atau sekedar mengobrol dengan teman atau keluarga.
Beberapa solusi masuk dari survei yang dilaporkan baik oleh orang tua maupun anak-anak belajar dari terapi untuk mengatasi stres dan kecemasan secara efektif termasuk meditasi, melakukan aktivitas santai, dan berolahraga.
Jika terlintas dalam pikiran Anda bahwa anak Anda sedang berjuang dengan mental health, jangan lupa untuk menjadwalkan pertemuan terapi dengan dokter. Lebih khusus lagi, jika Anda melihat anak Anda tidak menikmati aktivitas yang biasa mereka lakukan dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan sosial, peningkatan iritabilitas, perubahan nafsu makan, atau perilaku apa pun yang tampaknya tidak sesuai dengan karakternya, itu tandanya mereka membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Caesar YKS Beri Klarifikasi Usai Dugaan Memakai Narkoba: Kita Sehat, Keringetan
Menurut survei LifeStance Health, orang tua menyebutkan alasan utama mereka mencarikan terapi untuk anak-anaknya adalah, kurangnya sosialisasi anak mereka (47%), gejala depresi atau kecemasan (45%), atau kehilangan minat dalam kegiatan favorit mereka (40%).***