Selain itu, alih-alih menggunakan rata-rata tingkat vitamin D, penelitian sebelumnya hanya menitikberatkan pada faktor kekurangan vitamin D saja.
Baca Juga: Jelang GP Qatar, Valentino Rossi Diliputi Rasa Optimis Usai Pecahkan Rekor Lama
Sehingga penelitian terdahulu hasilnya kurang valid untuk menentukan korelasi vitamin D dan infeksi Covid.
Meskipun beberapa bukti memang membenarkan kekurangan vitamin D memperburuk Covid, namun hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan utama.
Pemberian asupan vitamin D pada sebagian populasi tanpa memperhatikan fakta keterkaitannya akan menimbulkan masalah lain yang sama buruknya.
Misalnya kelebihan vitamin D yang akan menimbulkan efek samping negatif seperti hiperkalsemia, konstipasi, diare, mual, hingga gagal ginjal.
Hingga kini masih ada penelitian lebih lanjut mengenai hubungan vitamin D dengan infeksi Covid.
Baca Juga: Sering Mengigau Saat Tidur Ternyata Tanda Bahaya untuk Kesehatan Tubuh, Ini Penyebabnya
Meski begitu, vitamin D tetap diperlukan oleh tubuh untuk menjaga daya tahan.