KABAR BESUKI - Kopi adalah minuman yang sangat populer dan enak ketika diminum sendiri maupun saat bertemu dengan teman. Kopi juga sangat digemari oleh semua kalangan dari anak muda hingga orang tua.
Kopi mengandung antioksidan yang tinggi. Jika dikonsumsi secara berkala dapat membantu menjaga kesehatan, tetapi jika terlalu banyak mengonsumsi kopi, juga dapat menyebabkan beberapa macam penyakit seperti gangguan tidur.
Beberapa manfaat baik mengonsumsi kopi diantaranya dapat menurunkan stress dan melindungi tubuh dari infeksi berbagai macam penyakit karena kandungan antioksidannya. Hal ini juga termasuk penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit hati.
Baca Juga: Kurangi Limbah Makanan, Ini 5 Buah dan Sayuran yang Bisa Anda Tanam di Rumah dengan Mudah
Kopi yang mengandung ratusan senyawa bioaktif, berkontribusi pada manfaat kesehatannya yang kuat, dapat melawan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Dilansir dari Healthline, beberapa bahan kopi berikut dapat mempengaruhi otak manusia, diantaranya :
- Kafein yang meerupakan bahan aktif utama dalam kopi. Kafein berguna untuk merangsang sistem saraf pusat. Zat ini merupakan zat psikoaktif yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia
- Asam klorogenat (CGA) merupakan antioksidan polifenol dan dapat bermanfaat bagi beberapa jalur biologis, seperti metabolisme gula darah dan tekanan darah tinggi, keduanya terkait dengan risiko penurunan mental terkait usia dan penuaan.
- Cafestol dan kahweol merupakan minyak alami kopi, senyawa ini dalam jumlah tinggi ditemukan dalam kopi tanpa filter dan baik untuk hati, serta melindungi dari kanker, tetapi asupan yang tinggi dapat meningkatkan kolesterol.
- Trigonelline merupakan senyawa alkaloid ini tidak stabil pada panas tinggi dan selama pemanggangan membentuk asam nikotinat, juga dikenal sebagai niacin (vitamin B3). Trigonelline juga dapat membantu mencegah gigi berlubang dengan menghambat pertumbuhan bakteri.
Cara kopi mempengaruhi otak melalui kadungan kafein yang menuju sistem saraf pusat dengan beberapa cara. Namun, efeknya diyakini berasal dari cara kafein berinteraksi dengan reseptor adenosin.