Penelitian Baru Ungkap Lebih dari 50 Persen Individu di Seluruh Dunia Menderita Sakit Kepala atau Migrain

- 8 Mei 2022, 21:18 WIB
Lebih dari separuh orang di dunia menderita sakit kepala atau migrain/
Lebih dari separuh orang di dunia menderita sakit kepala atau migrain/ /Pexels/Liza Summer/

KABAR BESUKI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, bahwa gangguan sakit kepala menjadi gangguan sistem saraf yang paling luas bahkan penelitian baru yang diterbitkan dalam The Journal of Headache and Pain membahas seberapa banyak penderita di dunia berurusan dengan masalah sakit kepala dan migrain yang ditakuti. 

Penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Sains dan Teknologi Norwegia dan Rumah Sakit St. Olavs di Trondheim, Norwegia mengevaluasi penelitian yang terjadi selama periode 59 tahun, dari tahun 1961 hingga 2020. Misi mereka adalah untuk membandingkan, memahami, serta memperbarui kondisi paling dominan yang diderita tiap individu secara global, mempelajari riwayat sakit kepala peserta selama setahun terakhir, bersama dengan beberapa penelitian.

Sebagian besar individu yang diteliti berada dalam kelompok usia 20 hingga 65 tahun, dengan beberapa di antaranya berusia di atas 65 tahun dan bahkan anak-anak berusia 5 tahun.

Baca Juga: Bersin di 3 Waktu Ini Ternyata Bisa Mendatangkan Rezeki Menurut Primbon Jawa, Cek Disini

Perkiraan jenis kondisi sakit kepala pada mereka yang diteliti dikategorikan sebagai berikut: 52% sakit kepala, 14% migrain, 26% sakit kepala tipe tegang (TTH), dan 4,6% sakit kepala selama 15 hari atau lebih setiap bulan. 

Pemeriksaan yang dilakukan setiap hari menunjukkan, 15,8% orang di seluruh dunia mengalami sakit kepala. Kelompok yang diteliti menegaskan bahwa gangguan sakit kepala dialami secara umum di seluruh dunia, dan seberapa lama waktu migrainnya pun bervariasi tiap individu dan lokasi geografis.

"Kami menemukan bahwa prevalensi gangguan sakit kepala tetap tinggi di seluruh dunia dan beban dari berbagai jenis dapat mempengaruhi banyak orang. Kita harus berusaha untuk mengurangi beban ini melalui pencegahan dan pengobatan yang lebih baik,” kata Lars Jacob Stovner, penulis utama studi.

Baca Juga: Hepatitis Akut Dapat Menular Lewat Saluran Pencernaan dan Pernafasan, Simak Cara Pencegahannya

“Untuk mengukur efek dari upaya tersebut, kita harus dapat memantau prevalensi dan beban di masyarakat. Studi kami membantu untuk memahami bagaimana meningkatkan metode kami," sambungnya.

Selalu ada metode baru untuk mengatasi migrain. Menurut American Migraine Foundation (AMF), dua obat umum yang digunakan untuk mengobati migrain adalah Triptans, yang tersedia dalam beberapa bentuk termasuk tablet oral, suntikan, dan semprotan hidung. 

Obat ini perlu diminum ketika tanda pertama dari fase sakit kepala terjadi sebelum migrain yang parah. Ada juga gepants, yang digunakan untuk migrain sedang hingga berat. Gepants biasanya diresepkan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan triptan. 

Obat-obatan ini diminum untuk membantu mengurangi dan menargetkan protein calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang dapat menyebabkan peradangan otak.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Menyebabkan Kolesterol Naik Usai Lebaran, Salah Satunya Mager

Menurut Florida Medical Klinik, sakit kepala atau migrain disebabkan oleh banyak , seperti kurang tidur, stres, gula darah rendah, dehidrasi, perubahan hormonal, kafein, terlalu banyak obat, dan termasuk juga akibat aroma yang kuat, suara keras, dan cahaya terang.

Berbagai metode atau cara membantu individu mengatasi masalah sakit kepala atau migrain tentunya dengan cara yang berbeda. Beberapa orang mendapat mengkompres dengan, sementara yang lain lebih suka dengan bantal pemanas.

Ada juga yang mengatasinya dengan pindah ke lokasi yang berbeda, jauh dari kebisingan, aroma yang kuat, dan cahaya lampu. Paling efektif  dengan selalu minum obat atau ibuprofen pada tanda pertama sakit kepala parah atau migrain dan pastikan untuk terhidrasi dengan banyak air.

Baca Juga: Kemenkes Laporkan Lebih Banyak Kasus Dugaan Hepatitis Akut pada Anak-anak, Usai Kematian 3 Pasien Sebelumnya

Secara umum, Anda dapat mencoba untuk menghindari stres bila memungkinkan, dan pastikan untuk berolahraga dan tidur yang cukup. Jangan pernah melewatkan makan Anda, dan kenali tubuh Anda. 

Jika Anda memperhatikan dengan seksama, Anda mungkin menemukan hal-hal tertentu yang memicu sakit kepala atau migrain dan dapat dengan cepat belajar untuk menghindari hal tersebut terjadi. Jangan ragu pergi ke dokter profesional untuk pemeriksaan, diagnosis atau saran, serta rencana perawatan yang tepat untuk Anda.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Eat This


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x