Akankah Kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia ke Korea dapat Menormalkan Proyek KF-X?

6 April 2021, 11:22 WIB
ILUSTRASI Jabat Tangan /Choirun Nisa/,*/PIXABAY

KABAR BESUKI - Pekerja di Korea Aerospace Industries (KAI) merakit prototipe pertama dari jet tempur KF-X yang dikembangkan Korea di pabriknya di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada 22 Januari lalu. Prototipe tersebut dikonfirmasi akan diluncurkan akhir pekan ini.

Harapan semakin tinggi bahwa Indonesia akan berkomitmen kembali pada proyek KF-X, karena menteri pertahanan negara Asia Tenggara diperkirakan akan menghadiri upacara peluncuran yang akan datang yang menampilkan prototipe jet tempur pertama Korea yang dikembangkan di dalam negeri.

Namun, beberapa pihak mengatakan masih harus dilihat apakah kunjungannya akan membantu proyek pembangunan bersama kembali ke jalurnya.

Baca Juga: Stok Daging dan Kebutuhan Pangan Dipastikan Tersedia Sampai Menjelang Puasa Ramadhan

Baca Juga: Curhat Soal Debut Solo Usai Rilis ‘Like Water’, Wendy Red Velvet: Aku Akan Menyanyi dengan Hati yang Bahagia

Baca Juga: Kepribadian Pria Ternyata Bisa Dilihat dari Profil Media Sosialnya lho, Simak Ulasannya

Proyek KF-X bertujuan untuk menghasilkan 120 jet tempur multi-peran canggih untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 Angkatan Udara Korea pada tahun 2032. Korea dan Indonesia menandatangani kesepakatan pada tahun 2010 untuk bekerja sama dalam proyek KF-X , di mana Jakarta akan mendanai 20 persen atau sekitar 22 triliun rupiah dari total biaya pengembangan 113 triliun rupiah dengan imbalan 50 pesawat yang akan diproduksi di sana untuk Angkatan Udara Indonesia, serta transfer teknologi.

Namun, proyek bersama tersebut menemui hambatan setelah Indonesia menunda pembayaran ratusan juta dolar. Diketahui bahwa Indonesia hanya membayar 3 triliun rupiah pada bulan ini dari 10 triliun rupiah yang dijanjikan, mengutip masalah keuangan, dan meningkatkan spekulasi bahwa Indonesia akan menutup diri dari projek tersebut.

Secara khusus, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto, yang menjabat pada Oktober 2019, diduga mengkritik KF-X. Sebagai bagian dari upaya melumasi proyek yang macet, Korea telah beberapa kali menyampaikan undangan kepada Prabowo untuk berkunjung ke negaranya, tetapi tidak berhasil.

Baca Juga: Demi Keamanan, 1.388 Personel Diterjunkan dalam Sidang Putusan Sela Rizieq Shihab di PN Jakarta Timur

Baca Juga: Ternyata Inilah 4 Waktu yang Tepat untuk Kirim Surat Lamaran Pekerjaan Agar Cepat Direspon HRD

Baca Juga: Live di SCTV, Champions TV, Vidio, dan UseeTV, Inilah Jadwal Lengkap Leg 1 Perempat Final UEL 2020-21

"Jika menteri pertahanan berpartisipasi dalam upacara peluncuran, kunjungannya dapat dilihat sebagai komitmen Indonesia pada KF-X," kata seorang pejabat industri pertahanan yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Seorang pejabat pemerintah juga mengatakan kunjungan menteri dapat mendamaikan pandangan kedua negara yang berbeda tentang proyek tersebut. "Pemerintah Korea telah mengundangnya ke Korea untuk membahas masalah yang melibatkan KF-X, dan perjalanannya ke Korea dapat menjadi sinyal yang baik untuk KF-X," kata pejabat tersebut.

Namun, Shin Jong-woo, peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, mengatakan masih dipertanyakan apakah kunjungannya akan berdampak positif pada proyek KF-X. Selain itu, ada rumor bahwa Indonesia telah meminta pinjaman $ 5 miliar untuk dimulainya kembali.

"Mengingat Prabowo adalah pesaing dalam pemilihan presiden berikutnya di Indonesia, tampaknya Indonesia menginginkan pinjaman, yang akan membantunya memperkuat statusnya sebagai calon presiden yang solid, daripada berfokus pada KF-X," kata Shin.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil di Malam Hari Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya, Simak Ulasannya

"Namun, patut dipertanyakan bahwa kunjungannya akan mengarah pada normalisasi KF-X."

Kunjungannya yang direncanakan datang ketika Indonesia berusaha untuk mendapatkan banyak pesawat tempur, termasuk pesawat tempur Boeing F-15EX dan Dassault Rafale, sebagai bagian dari modernisasi armada pesawatnya pada tahun 2024.

“Di tengah rumor rencana Indonesia untuk membeli pesawat tersebut, Indonesia tidak dipandang sebagai pembeli bonafit di industri pertahanan internasional di antara negara lain kecuali Prancis,” kata Shin.

Kementerian Pertahanan mengatakan, pada Senin 5 April 2021, kedua belah pihak masih dalam negosiasi terkait perjalanan Prabowo ke Korea. Terkait rumor pinjaman tersebut, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) menyatakan tidak dalam posisi untuk membicarakan hal tersebut.

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! Ini 4 Manfaat Ampas Teh untuk Perawatan Wajah, Salah Satunya Bikin Tampak Awet Muda

Bersama dengan KF-X, perhatian tertuju pada apakah proyek kerja sama pertahanan lainnya antara kedua belah pihak akan kembali ke jalurnya pada kesempatan kunjungan tersebut.

Indonesia menandatangani kesepakatan dengan Korea pada 2019 untuk membeli tiga kapal selam, tetapi ini juga melihat sedikit kemajuan sejak saat itu.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Koreatimes

Tags

Terkini

Terpopuler