Ahli Ungkap Varian Omicron Lebih Menginfeksi Tenggorokan Dibanding Paru-paru, Begini Penjelasannya

4 Januari 2022, 11:37 WIB
Ilustrasi Ahli ungkap varian omicron lebih menginfeksi tenggorokan dibanding paru-baru. //Unsplash/Fusion Medical Animation/

KABAR BESUKI – Enam penelitian empat diterbitkan sejak 24 Desember 2021 menemukan bahwa varian Omicron tidak merusak paru-paru manusia seganas varian Delta dan varian Covid-19 lainnya sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa varian Omicron lebih mungkin menginfeksi tenggorokan daripada paru-paru.

Para ilmuwan yakin varian Omicron tampak lebih menular, namun kurang mematikan daripada versi virus lainnya.

Profesor virologi di University College London, Deenan Pillay menjelaskan hal tersebut, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari laman Guardian.

Baca Juga: Mantan Manager Bongkar Sifat Zikri Daulay Usai Video Cium Mesra Ayu Aulia Tersebar: Sebenernya Gak Kayak Gitu

“Hasil dari semua mutasi yang membuat Omicron berbeda dari varian sebelumnya adalah bahwa ia mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel,” ujar Deenan Pillay.

“Intinya, tampaknya lebih bisa menginfeksi saluran pernapasan bagian atas sel-sel di tenggorokan. Jadi itu akan berkembang biak di sel-sel di sana lebih mudah daripada di sel-sel jauh di dalam paru-paru. Ini benar-benar awal tetapi studi menunjukkan arah yang sama,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan bahwa, jika virus lebih banyak bereplikasi di tenggorokan, itu membuatnya lebih mudah menular.

Hal ini menjadi bukti bahwa Varian Omicron lebih cepat menular dibanding varian lain sebelumnya.

Baca Juga: BIODATA Lengkap Nabila Maharani Teman Duet Tri Suaka, Penyanyi Asal Yogyakarta

Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tetapi kurang menular.

Sementara itu, para peneliti dari University of Liverpool's Molecular Virology Research Group, Prof James Stewart menerbitkan pra-cetak yang menunjukkan bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang kurang parah pada tikus.

Makalah tersebut menunjukkan bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load yang lebih rendah dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.

“Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat,” tutur Prof James Stewart.

“Indikasi awalnya adalah kabar baik, tapi itu bukan sinyal untuk lengah, karena jika Anda rentan secara klinis, konsekuensinya masih tidak besar ada kematian akibat Omicron. Tidak semua orang bisa melepas masker mereka dan berpesta,” imbuhnya.

Baca Juga: Mata Najwa Hadirkan Pengalaman Baru di 2022, Bakal 'Rehat' dari Trans7?

Selain itu, Lab Neyts di Universitas Leuven di Belgia menemukan hasil serupa pada hamster Suriah.

Dalam penelitian itu menunjukkan bahwa viral load yang lebih rendah di paru-paru dibandingkan dengan varian lainnya.

Prof Johan Neyts mengatakan ini mungkin karena virus lebih baik menginfeksi manusia daripada hamster, atau lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, atau memicu penyakit yang tidak terlalu parah.

Para peneliti di Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow juga telah menemukan bukti bahwa Omicron telah mengubah cara masuk ke dalam tubuh.

Omicron kemungkinan besar akan menghindari kekebalan orang-orang yang telah mendapat dua dosis vaksin, tetapi dosis vaksin booster dapat memberikan pemulihan sebagian kekebalan.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler