Disebut Menderita Kanker Tiroid Sampai Wajahnya Bengkak, Vladimir Putin 'Berubah' Semenjak Perintahkan Perang

4 April 2022, 08:00 WIB
Disebut Menderita Kanker Tiroid Sampai Wajahnya Bengkak, Vladimir Putin 'Berubah' Semenjak Perintahkan Perang /Instagram @ leadervladimirputin/

KABAR BESUKI – Presiden Rusia Vladimir Putin disebut menderita kanker tiroid dan penyakit Parkinson hingga wajahnya Nampak bengkak karena pengobatannya.

Beberapa petunjuk menunjukkan bahwa Vladimir Putin disebut menderita kanker tiroid dan Penyakit Parkinson ketika dia memerintahkan invasi Ukraina.

Kremlin telah menolak untuk memberikan penjelasan apa pun tentang apa yang dikatakan para ahli dan penyelidik sebagai tanda-tanda jelas bahwa kesehatannya menurun ketika dia memulai perang.

Baca Juga: UPDATE Nida Tangmo: Laporan Otopsi Kedua Menemukan 22 Luka Kecil, Termasuk Bagian Intim

Dalam penampilan publik baru-baru ini, Putin yang dikenal di Rusia karena citra pria kuat tampak bengkak dan terasa ‘lemah’ jika dibandingkan dengan citra sebelumnya.

Penurunan dramatis dalam kondisi fisiknya telah membuat orang luar bertanya-tanya apakah dia sedang berjuang melawan penyakit serius atau bahkan beberapa kondisi sekaligus.

Dan pada bulan November tahun lalu seorang analis politik Rusia mengungkapkan bahwa penguasa lalim itu terkena kanker dan Penyakit Parkinson, sementara sumber terpisah mengklaim dia telah menjalani operasi untuk kanker perut.

Baca Juga: China Frustasi Kasus COVID-19 Meningkat dan Meminta Seluruh Kota Lakukan Tes Mandiri

Teori Parkinson diperkuat pada pertengahan Maret, ketika Putin terlihat tertatih-tatih di luar panggung menyusul demonstrasi pro-perang di Moskow.

Penampilan pemimpin Rusia yang menurun juga membuat para analis bertanya-tanya apakah wajahnya yang bengkak disebabkan oleh campuran steroid yang biasa digunakan untuk mengobati kanker.

Baca Juga: Pabrik Tesla Shanghai Tidak Dapat Memulai Kembali Produksi pada Hari Senin, Ini Alasannya

Tetapi meskipun banyak teori baru-baru ini menunjukkan ada sesuatu yang salah secara fisik dengan tiran itu, penyelidik lain percaya bahwa keputusannya yang tidak berperasaan terkait dengan perang Ukraina mungkin disebabkan oleh ‘ketidakstabilan psikologis’.

Pakar suara di perusahaan Jepang Risk Measurement Technologies membandingkan suaranya dari saat dia memerintahkan pasukan Rusia berperang pada Februari dengan rekaman yang lebih baru, saat pasukannya terus berjuang di Ukraina.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler