Gelombang Panas Mematikan Melanda Kawasan Asia Selatan Terutama India dan Pakistan, Bisa Menelan Korban Jiwa

- 27 Maret 2021, 06:19 WIB
Foto: Ilustrasi perubahan iklim
Foto: Ilustrasi perubahan iklim /Rianti S// pixabay.com/marcinjozwiak

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mengatakan emisi pemanasan iklim global harus turun sekitar 45% pada tahun 2030.

Perjanjian Paris pun memfokuskan setiap negara yang terlibat untuk mengurangi emisi karbon negaranya, agar suhu bumi dapat menurun hingga 2 derajat.

Namun, menurut laporan PBB pada Februari 2021 lalu, rencana pengurangan emisi yang disepakati oleh sekitar 75 negara ini, masih belum mengurangi pemotongan besar-besaran seperti yang dijanjikan dalam Perjanjian Paris.

Baca Juga: Viral Salt Challenge di TikTok, Ini 5 Efek Samping Jika Terlalu Banyak Mengonsumsi Garam, Terutama Hipertensi

Baca Juga: Munculnya Varian Jenis Baru Virus Corona yang Ditemukan di Cina, Lebih Berbahaya atau Tidak?

Ilmuwan memprediksi akan adanya 'suhu bola lampu basah' yang menunjukkan apa yang akan dialami oleh orang di hari yang panas.

Pakar kesehatan mengatakan bahwa suhu bola lampu panas itu akan berdampak buruk untuk para tenaga kerja buruh terutama yang bekerja di luar teriknya matahari.

Pakar mengatakan jika suhu sebuah wilayah mencapai 32 derajat celcius maka para tenaga kerja akan tidak aman, dan pada suhu 35 derajat celcius tubuh manusia tidak bisa mendinginkan dirinya kembali.

Jika pemanasan global mencapai 2 derajat celcius, maka akan ada banyak orang Asia Selatan yang akan terpapar suhu panas yang tidak aman hingga dua kali lipat.

Jika hal itu terjadi, maka tiga kali lipat lebih banyak masyarakat akan menghadapi panas yang mematikan.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x