Warga Resah, Abu Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Picu Kekhawatiran Limbah Berbahaya

- 22 April 2021, 16:16 WIB
Ilustrasi pembakaran batu bara
Ilustrasi pembakaran batu bara /Pixabay/Steve Buissinne/

Oleh karena itu, abu tidak menunjukkan karakteristik limbah berbahaya seperti mudah terbakar, mudah meledak, reaktif terhadap sianida dan sulfida atau korosif.

Ratnawati mengatakan, pihak berwenang telah menilai abu terbang dan limbah dasar dari 19 pembangkit listrik tenaga batu bara. Tidak ditemukan parameter yang melebihi nilai referensi toksisitas sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ketenagakerjaan tahun 2018.

“Meski dinyatakan sebagai limbah non B3, namun produsen limbah non B3 tetap memiliki kewajiban untuk memenuhi standar dan persyaratan teknis yang ditetapkan dan tertuang dalam persetujuan dokumen lingkungan,” tandasnya, dilansir Kabar Besuki dari laman Channel News Asia.

Baca Juga: DPR Meminta TNI untuk Segera Menganalisa Penyebab Hilangnya Kontak dengan KRI Nanggala-402

Dia menambahkan, fly ash dan bottom ash nantinya dapat digunakan sebagai bahan bangunan untuk substitusi semen, jalan, dan tambang bawah tanah.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ridwan Jamaludin mengatakan ke depan fly ash dan bottom ash akan diubah menjadi produk yang ramah lingkungan.

“Kami melihatnya sebagai perubahan tata kelola, bukan hanya perubahan dari limbah B3, tapi yang kami lihat adalah apa yang bisa dimanfaatkan,” kata Jamaludin. 

Peraturan tersebut merupakan turunan dari omnibus law negara yang disahkan tahun lalu, dimaksudkan untuk menciptakan lapangan kerja dan investasi baru. 

Baca Juga: Sering Pusing Saat Berdiri Mendadak? Hati-hati Kenali Gejala Ini Agar tak Berakibat Fatal

Tindakan tersebut memicu kemarahan di kalangan pemerhati lingkungan yang telah lama berargumen bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara merusak lingkungan serta kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. 

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Channel New Asia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah