Satwa liar lain yang diperdagangkan di pasar termasuk ular, katak, burung puyuh, tikus bambu, kelinci, buaya, dan musang.
“Langkah kuncinya adalah menentukan hewan apa, terutama mamalia, yang ada di pasar antara Agustus hingga Desember 2019. Perlu ada pengungkapan penuh informasi ini," ujar Holmes.
Menurutnya setiap hewan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari sumbernya baik dari peternakan, pedagang, ataupun lokasi liar.
Beberapa bulan setelah virus tersebut merebak, China kemudian mengumumkan larangan memperdagangkan dan konsumsi hewan liar di Februari 2020.
Menurut keterangan WHO, meskipun mereka mengadakan penyelidikan yang dilakukan timnya 'tidak cukup ekstensif', namun mereka juga mengatakan jika teori mengenai teori virus yang lolos dari laboratorium virologi di Wuhan adalah kecil kemungkinannya.
Baca Juga: Berapa Lama Sunscreen Bertahan Sebelum Kadaluarsa? Ini Cara Menyimpan dengan Benar
Namun AS kemungkinan menganggap kebocoran laboratorium virologi di Wuhan adalah sebuah kemungkinan dan harus diselidiki lebih jauh.
Presiden AS Joe Biden juga telah memerintahkan komunitas intelijen AS untuk meningkatkan upaya dalam mempelajari asal-usul virus corona.
Eddie Holmes mengatakan jika dua dari 18 badan intelijen condong ke penularan dari hewan dan satu lebih condong ke teori kebocoran lab.***