Naftali Bennet Perdana Menteri Israel yang Baru, Menggantikan Benjamin Netanyahu

- 14 Juni 2021, 11:22 WIB
Foto: Naftali Bennet Perdana Menteri Israel yang baru
Foto: Naftali Bennet Perdana Menteri Israel yang baru /@naftalibennet/Instagram

KABAR BESUKI - Parlemen Israel membuka sesi khusus untuk melakukan pemungutan suara terkait koalisi pemerintahan baru.

Benjamin Netanyahu dilengserkan dan parlemen Israel memilih Naftali Bennet sebagai perdana menteri yang baru.

Berdasarkan perjanjian pemilihan umum, pemimpin koalisi pemerintahan baru, Yair Lapid dari partai Yesh Atid, akan memberikan kursi jabatan PM kepada Bennett selama dua tahun pertama.
 
 
Bennett pun resmi menggantikan 12 tahun pemerintahan PM Benjamin Netanyahu.
 
Seperti dilansir Kabar Besuki dari AFP, Senin, 14 Juni 2021, setelah rekor 12 tahun di bawah Benjamin Netanyahu, Israel memasuki era baru, parlemen Isarela memberikan suara dalam koalisi beraneka ragam dan mengangkat Naftali Bennett sebagai perdana menteri.
 
Bennet, keturunan imigran Amerika Serikat, merupakan politikus nasionalis garis keras. Sebelum terjun ke dunia politik pada 2013, miliarder berusia 49 tahun itu pernah merantau ke New York dan mendirikan perusahaan rintisan, Cyota, pada 1999.
 
 
Beberapa pemimpin dunia telah menyambut pemerintahan baru Israel, tetapi warga Palestina tetap menentang apa yang mereka anggap sebagai kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya.
 
Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk keamanan Israel dan akan bekerja dengan pemerintah barunya.
 
Dalam sebuah pernyataan, presiden AS menyambut koalisi pemerintah baru yang dipimpin oleh politisi nasionalis Naftali Bennett dan berusaha untuk menegaskan kembali hubungan AS-Israel.
 
 
"Saya mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Naftali Bennett dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid, dan semua anggota kabinet baru Israel," kata Biden.
 
"Israel tidak memiliki teman yang lebih baik selain AS," imbuh Biden, seperti dilansir dari AFP.
 
Bennett bukan orang asing bagi Netanyahu. Ia pernah menjabat kepala staf mantan perdana menteri itu tapi hubungan mereka memburuk saat Bennett menjabat sebagai menteri pertahanan Netanyahu.
 
Walaupun keduanya berasal dari sayap kanan, tapi Bennett menolak ajakan Netanyahu untuk bergabung dengannya setelah pemilu terakhir pada 23 Maret lalu. 
 
Kemenangan koalisi partai dari sayap kiri, moderat, kanan dan Arab dalam pemungutan suara mosi percaya sangat tipis yakni 60-59.
 
 
Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya koalisi tersebut. Ribuan orang menyambut baik hasil ini. 
 
Namun pemerintah Israel yang baru berencana menghindari langkah-langkah terkait isu luar negeri yang sensitif seperti kebijakan terhadap warga Palestina dan lebih fokus pada isu-isu reformasi domestik.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: AFP


Tags

Terkini