ISD Melaporkan Adanya Kegiatan Teroris dalam Situasi Pandemi, Ekstremisme Sayap Kanan Menjadi Ancaman

- 23 Juni 2021, 18:13 WIB
Ilustrasi pasukan bersenjata
Ilustrasi pasukan bersenjata //Duncan Kidd//Unsplash

KABAR BESUKI - Aktor radikalisasi diri yang dipengaruhi oleh materi ekstremis online adalah ancaman terorisme domestik utama yang dihadapi Singapura, kata Departemen Keamanan Dalam Negeri (ISD) dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu, 23 Juni 2021.

Dan sementara terorisme Islam tetap menjadi perhatian utama, ekstremisme sayap kanan adalah ancaman yang muncul, katanya dalam Laporan Penilaian Ancaman Terorisme Singapura 2021.

ISD menilai bahwa saat ini tidak ada intelijen yang spesifik atau kredibel tentang serangan teroris yang akan segera terjadi terhadap Singapura, tetapi ancaman terorisme ke Singapura tetap tinggi.  

Baca Juga: Kasus Demam Berdarah Turun Drastis di Beberapa Negara Asia Tenggara, Ahli Mempertanyakan Hal Tersebut

“Secara global, kegiatan teroris tetap ada di tengah pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, dengan perekrutan teroris dan upaya propaganda ditingkatkan secara online,” kata ISD.

ISD mengatakan bahwa 54 orang telah ditangani di bawah Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) untuk tindakan terkait terorisme sejak tahun 2015. Dari jumlah tersebut, 44 di antaranya adalah radikalisme.

Selama dua tahun terakhir, 14 dari 16 orang yang dikeluarkan dengan perintah ISA terkait terorisme mengalami radikalisasi diri. Mereka termasuk 10 orang Singapura dan empat orang asing - tiga orang Indonesia dan satu orang Bangladesh yang bekerja di Singapura.

Mayoritas dari 14 individu yang radikal adalah pendukung Negara Islam.

Baca Juga: Virus Covid-19 Muncul Semakin Ganas, Said Aqil: Negara Tak Mampu Hanya Impor Saja Itu Lah Negara yang Kalah

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: CNA


Tags

Terkini

x