Langit Telah Runtuh, Petani China Berduka Ternaknya Hanyut

- 27 Juli 2021, 08:58 WIB
Ilustrasi Langit Telah Runtuh, Petani China Berduka Ternaknya Hanyut
Ilustrasi Langit Telah Runtuh, Petani China Berduka Ternaknya Hanyut /PIXABAY

Baca Juga: Andi Arief Beri Sindiran Pedas kepada Buzzer Pemerintah: Negara Rusak Belakangan Ini Karena Mereka

Selain mata pencaharian, banjir juga membuat banyak orang khawatir tentang wabah penyakit baru.

Musim panas lalu, hujan lebat dan banjir di seluruh China selatan diyakini menjadi penyebab atas lusinan wabah demam babi Afrika.

Penyakit itu biasanya membunuh babi meskipun tidak berbahaya bagi manusia.

"Masalah penyakit adalah masalah yang jauh lebih parah daripada kerugian langsung," kata Pan Chen Jun, analis senior di Rabobank.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 Selasa 27 Juli 2021

Diketahui, virus demam babi hidup selama sekitar 10 hari di kotoran babi dan air, dan dapat bertahan hingga 100 hari di lubang kotoran.

Pekan lalu, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan mengeluarkan pedoman kepada pemerintah daerah tentang cara mencegah penyakit hewan setelah banjir, termasuk langkah-langkah pembuangan bangkai dan desinfeksi peternakan.

Namun untuk saat ini, petani Wangfan bahkan tidak yakin mereka akan kembali bertani dan beternak, salah satunya Zhang Guangsi yang kehilangan setengah dari ternaknya yang mati.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia Senin 26 Juli 2021, Jawa Barat Masih Tertinggi

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Strait Times


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x