Pembunuhan Terjadi pada Pemimpin Rohingya di Kamp Pengungsi, Kelompok Hak Asasi Mendesak Penyelidikan

- 3 Oktober 2021, 08:30 WIB
Pembunuhan Terjadi pada Pemimpin Rohingya di Kamp Pengungsi, Kelompok Hak Asasi Mendesak Penyelidikan
Pembunuhan Terjadi pada Pemimpin Rohingya di Kamp Pengungsi, Kelompok Hak Asasi Mendesak Penyelidikan /Foto: Reuters/ Mohammad Ponir Hossain//

Mohammed Qasim, seorang pengungsi Rohingya, tak kuasa menahan air matanya, “Selama bertahun-tahun sekarang, kami telah menonton dan mengikuti Mohibullah, dia adalah permata bagi kami dan melakukan banyak hal untuk kami, tetapi kami tidak dapat menyelamatkannya,” katanya.

“Dia membawa kasus kami ke komunitas global untuk mencari keadilan bagi kami," tambahnya.

Mohibullah menjadi terkenal ketika dia dipilih untuk mewakili komunitasnya dalam kunjungan untuk bertemu dengan Presiden AS saat itu Donald Trump di Gedung Putih dan menghadiri sesi Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa pada 2019.

Baca Juga: Donald Trump Ketahuan Pencitraan Pura-pura 'Galak' Terhadap Vladimir Putin Demi di Depan Kamera

Human Rights Watch menyebut Mohibullah sebagai suara vital bagi komunitas Rohingya.

“Dia selalu membela hak-hak Rohingya untuk kembali dengan aman dan bermartabat dan memiliki suara dalam keputusan mengenai kehidupan dan masa depan mereka. Pembunuhannya adalah demonstrasi nyata dari risiko yang dihadapi oleh orang-orang di kamp-kamp yang berbicara untuk kebebasan dan melawan kekerasan,” ujar Meenakshi Ganguly, direktur kelompok hak asasi Asia Selatan.

“Kematian Mohibullah tidak hanya merusak perjuangan pengungsi Rohingya untuk mendapatkan hak dan perlindungan yang lebih besar di kamp-kamp pengungsi, tetapi juga upaya mereka untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka di Myanmar. Pihak berwenang Bangladesh harus segera menyelidiki pembunuhan Mohibullah bersama dengan serangan lain terhadap aktivis Rohingya di kamp-kamp tersebut,” katanya.

Baca Juga: Tolak Suntikan Vaksin Covid-19, Staf di Rumah Sakit New York Dipecat

Amnesty International juga mengutuk pembunuhan itu dan mendesak pihak berwenang Bangladesh dan badan pengungsi PBB untuk bekerja sama memastikan perlindungan orang-orang di kamp-kamp, ​​termasuk pengungsi, aktivis dan pekerja kemanusiaan dari Rohingya dan komunitas lokal, banyak dari mereka memiliki keprihatinan yang sama, tentang keselamatan mereka.

“Beberapa kelompok yang aktif di kamp telah mengorganisir berbagai jenis kegiatan kriminal, dari operasi kartel narkoba hingga menyandera pengungsi hingga pembunuhan yang terjadi baru-baru ini tahun lalu. Jadi itu jelas menunjukkan siapa yang bisa berada di baliknya,” Saad Hammadi, juru kampanye Amnesty Asia Selatan.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini

x