Pembunuhan Terjadi pada Pemimpin Rohingya di Kamp Pengungsi, Kelompok Hak Asasi Mendesak Penyelidikan

- 3 Oktober 2021, 08:30 WIB
Pembunuhan Terjadi pada Pemimpin Rohingya di Kamp Pengungsi, Kelompok Hak Asasi Mendesak Penyelidikan
Pembunuhan Terjadi pada Pemimpin Rohingya di Kamp Pengungsi, Kelompok Hak Asasi Mendesak Penyelidikan /Foto: Reuters/ Mohammad Ponir Hossain//

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, ia menyalahkan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), sebuah kelompok bersenjata yang aktif di kamp-kamp.

“Mereka membunuhnya karena dia adalah pemimpin dan semua Rohingya mematuhinya,” kata Habibullah.

Sebelum melepaskan tembakan, “Mereka mengatakan dia tidak bisa menjadi pemimpin Rohingya dan tidak bisa ada pemimpin untuk Rohingya,” katanya.

Saksi lain, Mohammed Sharif, seorang rekan kerja di Masyarakat Arakan Rohingya untuk Perdamaian dan Hak Asasi Manusia yang diketuai Mohibullah, mengatakan sekelompok delapan hingga 10 orang telah memasuki kantor dan tiga dari mereka mengepung Mohibullah.

Baca Juga: Merasa Yakin Islam-Yahudi Bisa Berdamai, Joe Biden Ingin Palestina dan Israel Jadi Negara 'Demokratis'

"Satu mengarahkan pistol di antara matanya, yang lain di dadanya dan satu lagi di sini di lengan dan mereka semua menembak," katanya.

“Kemudian mereka melepaskan dua tembakan lagi ke udara dan buru-buru melarikan diri. Tidak ada yang menyadarinya karena semua ini terjadi begitu cepat," tambahnya.

Akun mereka tidak dapat diverifikasi secara independen. ARSA mengatakan dalam sebuah posting di Twitter pada hari Jumat bahwa mereka terkejut dan sedih dengan pembunuhan itu dan mengecam tunjuk jari dengan tuduhan tak berdasar dan desas-desus.

Lebih dari satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp, ​​sebagian besar telah melarikan diri dari negara tetangga Myanmar selama tindakan keras militer yang menurut penyelidik PBB dilakukan dengan niat genosida.

Myanmar membantah melakukan genosida, dengan mengatakan pihaknya melancarkan kampanye yang sah terhadap pejuang bersenjata yang menyerang pos polisi.***

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini

x