Pekan lalu Steinmeier mengakui kesalahan dalam kebijakan Jerman terhadap Rusia, dengan mengatakan bahwa “kami gagal dalam banyak hal," tambahnya.
Ditanya kapan akan pergi ke Ukraina, Scholz hanya mengatakan bahwa dia telah mengunjungi Kyiv sesaat sebelum perang dan sering berbicara dengan Zelensky.
Baca Juga: Resep Smoothie Nanas yang Sehat, Lezat, Bebas Gluten dan Susu, Cocok untuk Menu Sahur dan Buka Puasa
Scholz mengatakan “senjata yang kami telah kirimkan telah memberikan kontribusi yang sangat besar ke Ukraina, menggagalkan rencana Rusia untuk penaklukan cepat, dia bungkam tentang kemungkinan kontribusi Jerman yang lebih besar, tetapi bersikeras bahwa kami memberikan, kami telah memberikan, dan kami akan memberikan," ucap Scholz.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dari Partai HIjau mengatakan “Ukraina membutuhkan lebih banyak bahan militer, diatas semua senjata berat dan sekarang bukan waktunya alasan tapi kreativitas dan pragmatisme," ujarnya.
Pesan itu tampaknya ditunjukkan kepada para politisi Jerman yang lebih ragu-ragu khususnya di kalangan Sosial Demokrat Scholz.
Scholz menyatakan “kami mengirimkan senjata yang juga dikirimkan oleh negara lain,” ucapnya.
Dia juga mengatakan Jerman tidak akan membuat keputusan sepihak dan menekankan perlunya mencegah negara-negara NATO menjadi pihak dalam perang.
Jerman, yang memiliki ekonomi terbesar di Eropa juga telah menghadapi kritik karena menentang penghentian cepat pengiriman gas alam dari Rusia, yang menyumbang sekitar 40% dari pasokan gasnya.***