Singapura Berlomba Cari Solusi untuk Amankan Pasokan Makanannya Akibat Krisis Iklim

- 22 April 2022, 15:49 WIB
Ilustrasi Singapura mengembangkan pertanian perkotaan dengan produk yang tahan terhadap krisis iklim/pexels.com/Sergei A
Ilustrasi Singapura mengembangkan pertanian perkotaan dengan produk yang tahan terhadap krisis iklim/pexels.com/Sergei A /

KABAR BESUKI - Saat suhu naik, Singapura berlomba mencari solusi untuk mengamankan pasokan makanannya.

Pada Hari Bumi, Singapura yang bergantung pada impor meningkatkan ketahanan pangannya seiring perubahan iklim.

Ketika berpikir tentang produksi beras, gambaran luas sawah yang tergenang air biasanya muncul di benak tetapi bagaimana dengan menanamnya di lingkungan perkotaan?

Itulah yang berhasil dilakukan oleh para peneliti di Temasek Life Sciences Laboratory (TLL) di bawah studi percontohan yang didanai oleh Temasek Foundation, yang berakhir pada Februari.

Setelah beras berkecambah di rumah kaca TLL, padi diangkut dan dipindahkan ke pertanian vertikal enam lantai berteknologi tinggi yang dibangun di dinding flat Housing and Development Board (HDB) di Tampines.

Baca Juga: Krisis Iklim Mempercepat Pencairan Satu-satunya Gletser Tropis Indonesia ‘Eternity Glacier’ Ada di Papua

Menggunakan sistem irigasi tetes yang presisi, air dan nutrisi dikirim dalam jumlah yang sesuai ke akar padi, memastikan bahwa setiap tangkai tumbuh secara optimal.

Ini juga membantu mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk menanam 1kg beras dari sekitar 3.000 liter menjadi hanya 750 liter, menurut perusahaan teknologi berkelanjutan Netatech, yang mengelola pertanian.

Tetapi bukan hanya pengaturan yang membantu membuat produksi beras lebih berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim. Beras itu sendiri, yang dikenal sebagai Beras Temasek, dikembangkan oleh TLL dan dibiakkan secara khusus agar mampu bertahan dalam kondisi cuaca yang sulit seperti panas, kekeringan, dan banjir.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x