Kolonel Garda Revolusi Iran Mati Tertembak di Teheran, Ulah Israel?

- 23 Mei 2022, 14:03 WIB
Hassan Sayyad Khodayar mati terbunuh oleh orang-orang bersenjata
Hassan Sayyad Khodayar mati terbunuh oleh orang-orang bersenjata /Reuters/

KABAR BESUKI - Pada Minggu 22 Mei 2022, IRGC melaporkan kolonel garda Iran mati tertembak ketika berada di depan rumahnya di Teheran.

Sejauh ini Iran belum bisa memastikan siapa saja yang terlibat atau siapa dalang dalam penembakan Kolonel dari IRGC dan anggota Pasukan Quds tersebut.

IRGC Iran membagikan foto seorang pria yang berlumuran darah di dalam mobil dengan sabuk pengaman masih terpasang.

Baca Juga: Bukti Video Bahwa Israel Menembak Shireen Abu Akleh yang Diverifikasi Al-Jazeera

Editor Timur Tengah BBC, Sebastian Usher mengatakan bahwa, hal ini adalah pelanggaran keamanan terbesar Iran sejak terbunuhnya ilmuwan nuklir terkemuka pada 2020.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) elit Iran mengatakan bahwa, salah satu kolonelnya telah dibunuh di Ibukota Teheran oleh orang-orang bersenjata.

IRGC mengeluarkan pernyataan pada Minggu yang mengatakan Hassan Sayyad Khodayari dibunuh oleh musuh-musuh revolusi.

Dia mengatakan bahwa, Khodayari adalah anggota Pasukan Quds (yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri IRGC) dan dia bertugas di Suriah dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Lautan Dunia Berada di Tingkat Paling Asam dalam 26 Ribu Tahun, WMO: Iklim Dunia Berubah di Depan Mata Kita

IRGC, lengan ideologis militer Iran mengidentifikasi Khodayari sebagai seorang kolonel.

Khodayari terbunuh oleh lima peluru ketika dia kembali ke rumah di dekat Jalan Mojahedin-e-Islam sekitar pukul 4 sore (11.30 GMT).

Agensi menerbitkan gambar-gambar yang menunjukkan seorang pria turun dari kursinya dengan darah di bagian kerah kemejanya warna birunya dan lengan kanan atasnya.

Badan negara menggambarkan dia sebagai pembela tempat kudus, itu adalah istilah yang digunakan menggambarkan siapa yang bekerja atas nama Iran.

Iran telah menjadi pendukung militer utama rezim Suriah, dan telah mengirimkan ribuan pejuang ke Suriah dan Irak untuk berperang melawan kelompok ISIL (ISIS) dibawah Pasukan Quds yang mengawasi operasi asing.

Baca Juga: Warga AS Lakukan Penghormatan Kepada Jurnalis Shireen Abu Akleh: Dia adalah Suara Kami

Dari Doha mengatakan bahwa, pembunuhan ini dilihat dalam konteks yang berbeda, dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera.

"Sebagian besar pembunuhan sebelumnya terjadi di Teheran selama dekade terakhir terkait file nuklir," kata koresponden Al-Jazeera mengacu pada pembunuhan sebelumnya yang menargetkan ilmuwan nuklir negara itu.

"Ini mungkin untuk pertama kalinya, pembunuhan terkait dengan kebijakan regional Iran, tampaknya sangat jelas bahwa, Iran menjaga jarak dalam semua pernyataan yang dikeluarkan di Teheran dari menunjuk ke sisi langsung. Mereka tidak mengatakan Israel karena mereka menghindari salah penyebutan dibalik dalang pembunuhan," lanjutnya.

Baca Juga: Israel Tangkap Pengusung Jenazah Peti Mati Shireen Abu Akleh Palestina: Tidak Berhubungan dengan Pemakaman

Sebaliknya, mereka menyalahkan musuh revolusi atas pembunuhan ini.

Berbicara dari Teheran, Abas Aslani, Rekan Peneliti Senior, di Pusat Studi Strategis Timur Tengah mengatakan bahwa, penghapusan tokoh IRGC yang berpengaruh bertujuan untuk menciptakan operasi psikologis di negara itu.

"Saya pikir waktunya juga sangat penting, pemerintah sedang melakukan reformasi ekonomi yang dapat menjadi potensi protes di negara ini," kata Aslani.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Al Jazeera


Tags

Terkait

Terkini

x