Komisi II DPRD Banyuwangi : Jual Paket Pupuk Subsidi dan Non Subsidi

- 12 Juni 2020, 08:14 WIB
Rapat bersama Komisi II DPRD Banyuwangi
Rapat bersama Komisi II DPRD Banyuwangi /

KABAR BESUKI - Komisi II DPRD Banyuwangi meminta Pemerintah daerah bersama aparat hukum menindak tegas penjualan pupuk dengan sistem paketan.

Mekanisme pembelian pupuk bersubsidi yang digabung satu paket dengan pupuk non subsidi cukup memberatkan petani ditengah menurunnya harga komoditas pertanian.

“Kasihan petani, kemarin harga produk pertanian rendah dampak pandemi covid-19, mereka jangan dipaksa untuk membeli pupuk dengan sistem paket, melihat kondisi seperti ini Pemerintah daerah bersama aparat hukum harus hadir,“ ucap Hj. Ni’mah saat dikonfirmasi Kabar Rakyat, Kamis (11/06/2020).

Baca Juga: Pemuda Bagorejo Babak Belur Dianiaya Kawanan Pemabuk

Menurut Hj. Ni’mah, jika mekanisme pembelian pupuk tetap mengunakan sistem paket, dikhawatirkan petani di Banyuwangi melakukan mogok tanam, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan daerah.

“Kalau petani mogok tanam, kita mau makan apa, padahal untuk meningkatkan kesehatan dan ketahanan imunitas, kita butuh asupan makanan dari pertanian,“ ungkapnya.

Sekretaris Komisi II, Drs. Suyatno mengungkapkan bahwa hasil inspeksi mendadak yang dilakukan pihaknya beberapa hari yang lalu, ditemukan beberapa pengecer pupuk di wilayah Banyuwangi Selatan menjual pupuk dengan sistem paket.

Hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi, mengingat saat ini di daerah Banyuwangi selatan memasuki masa tanam palawija.

Penjualan pupuk dengan cara paket tentu akan berdampak pada besarnya biaya yang harus ditanggung petani.

“Meskipun tidak ada regulasi yang melarang penjualan pupuk sistem paket. Namun cara itu dapat membebani petani, anggaran yang seharusnya disediakan untuk pembelian obat-obatan pertanian justru habis untuk beli pupuk saja,“ ucap Suyatno.

Anggota Komisi II, Drs. Syahroni berharap kepada distributor maupun pengencer pupuk untuk memberikan kebebasan kepada petani saat membeli pupuk, jangan dipaksa dengan sistem paket.

Baca Juga: Forkopimda Jatim Bersama Pimpinan di Surabaya Raya MoU Kedisiplinan Cegah Covid-19

“Biarkan petani membeli jatah pupuk subsidinya, jangan dijadikan satu dengan pupuk non subsidi, kasihan petani yang memiliki lahan kecil biaya operasionalnya membengkak karena selisih harganya terpaut jauh,“ ucap Syaroni.

Anggota Komisi II dari fraksi PDI-Perjuangan, Hadi Widodo meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan distribusi pupuk bersubsidi.

Selain itu harus ada regulasi yang tegas terkait dengan aturan penjualan pupuk, distributor maupun pengecer hanya bisa menjual satu produk pupuk,  bersubsidi atau non subsidi sehingga tidak adan tumpang tindih dalam pemasarannya.

“Distributor pupuk subsidi lebih fokus memasarkan yang bersubsidi dan distributor non subsidi fokus memasarkan produk pupuk non subsidi, karena dilapangan pengecer ngomong ada titpan pupuk non subsidi dari distrbutor dengan bahasa pengenalan,“ ucapnya.

Dikonfirmasi terpisah, terkait persoalan penjualan pupuk sistem paket, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, H. Arief Setiawan menegaskan bahwa pihaknya akan segera memanggil distributor dan pengecer pupuk untuk menggelar rapat koordinasi guna mencari solusi persoalan tersebut.

“Segera kita panggil untuk di rapatkan,” tegasnya.***

Editor: Choiri Kurnianto


Tags

Terkini