SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi Gelar Asesmen BK Jelang Tahun Ajaran 2022-2023, Peserta Tak Wajib Pakai Seragam

17 Juli 2022, 10:19 WIB
SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi Gelar Asesmen BK Jelang Tahun Ajaran 2022-2023, Peserta Tak Wajib Pakai Seragam. /Dok. SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi/

KABAR BESUKI - SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi menggelar Asesmen BK menjelang tahun ajaran 2022-2023 yang akan dimulai sebentar lagi.

Asesmen BK yang digelar oleh SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi menjelang tahun ajaran 2022-2023 diwarnai oleh sebuah pemandangan menarik.

Seluruh peserta Asesmen BK yang digelar oleh SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi tak wajib untuk mengenakan seragam sekolah ketika hadir dalam acara tersebut.

Baca Juga: PC Muhammadiyah Banyuwangi Gelar Sholat Idul Adha 1443 H di Taman Blambangan Hari Ini

Guru mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK) SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi Fitriyanti Anggraini mengungkapkan bahwa peserta Asesmen BK tak wajib untuk mengenakan seragam demi menciptakan suasana rileks.

Dia mengungkapkan, kebijakan untuk tidak mewajibkan peserta mengenakan seragam semata-mata agar siswa lebih tenang dalam menyuarakan opininya.

"Kami meyakini, jika suasananya sudah rileks, maka siswa akan dengan tenang mengutarakan opininya. Siswa juga akan santai dalam menjawab pertanyaan, baik lisan maupun tertulis," kata Fitri sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman mugawangi.sch.id pada Minggu, 17 Juli 2022.

Dia juga menambahkan, suasana yang rileks akan membantu meningkatkan akurasi jawaban dari peserta Asesmen BK SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi, sehingga turut menunjang hasil asesmen yang akurat.

"Jika suasananya sudah nyaman, diharapkan nantinya opini dan jawaban siswa itu memiliki akurasi yang tinggi, sehingga hasil analisis atau asesmen kami bisa tepat," ujarnya.

Baca Juga: Sekum Muhammadiyah Imbau Supaya Tidak Perlu Kirim Karangan Bunga untuk Buya Syafii: Cukup Doakan Beliau

Meski tak wajib mengenakan seragam, peserta yang merupakan siswa SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi tetap diminta untuk berbusana islami dan mengenakan sepatu.

Hal ini tak lepas dari konsistensi SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi dalam menjaga marwah sekolah dengan lingkungan yang dikenal islami.

Di sisi lain, kebijakan untuk tak mewajibkan peserta Asesmen BK SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi juga dimaksudkan untuk mengikis stigma negatif BK di kalangan siswa.

Selama ini, guru atau layanan BK kerap identik dengan siswa yang dianggap bermasalah atau melanggar peraturan yang ditetapkan oleh sekolah.

"Kami ingin tertanam di pikiran para siswa itu, bahwa BK adalah sahabat mereka yang siap jadi pendengar yang baik ketika mereka lagi ada masalah. Kami ingin membuang jauh-jauh kesan bahwa siswa yang masuk ruang BK pastilah siswa yang melanggar aturan sekolahan," katanya.

Baca Juga: Papan Nama Muhammadiyah di Desa Tampo Akhirnya Dipasang Kembali: PDM Sudah Gunakan Cara Tabayun

Selain itu, Fitri juga menjelaskan bahwa metode yang digunakannya dalam program Asesmen BK SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi juga sangat berguna untuk mengenali potensi diri setiap peserta.

"Dengan metode yang kami miliki, kami siap memandu mereka untuk mengetahui dirinya sendiri. Terutama mengetahui minat, bakat, dan teknik belajar seperti apa yang tepat bagi mereka," ujar dia.

Terakhir, dia menegaskan bahwa setiap siswa memiliki metode dan gaya belajar yang berbeda-beda.

"Karena pada dasarnya, manusia itu beragam jenis cara belajarnya," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: mugawangi.sch.id

Tags

Terkini

Terpopuler