Viral Topik Festival Santet Digagas PERDUNU, Inilah Alasan Mengapa Banyuwangi Disebut Kota Santet

5 Februari 2021, 17:44 WIB
Ilustrasi dukun //Pixabay.com/Daniela Mackova/

KABAR BESUKI – Indonesia memiliki berbagai macam hal unik. Tak hanya wisata alam dan kebudayaan, tetapi baru-baru ini wisata mistik juga sedang digagas.

Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) telah dideklarasikan terbentuknya di Banyuwangi pada Rabu, 3 Februari 2021.

Deklarasi pembentukan ini dilakukan di Villa Bejong, yang berada di desa Sumber Arum, Songgon, Banyuwangi.

Baca Juga: Perempuan Wajib Tahu! Tidak Selamanya Alat Kontrasepsi Efektif Mencegah Kehamilan, Begini Faktanya

Adapun tokoh yang hadir di deklarasi tersebut, diantaranya ahli spiritiual dan pengasuh pondok pesantren di Banyuwangi.

Program kerja Organisasi ini adalah menggelar festival santet dan mengenalkan destinasi mistis di Banyuwangi.

Santet yang dicanangkan disini bukanlah santet yang menyakiti orang lain, melainkan metode pengobatan dengan ilmu metafisika. Hal ini dilakukan untuk mengubah stigma negatif masyarakat terhadap citra buruk ahli spiritual.

Baca Juga: Jangan Kaget Jika Kucing Anda Berubah Warna, Mungkin Karena 5 Hal Ini! Simak Ulasannya

Banyuwangi memang terkenal sebagai kota santet beberapa tahun lalu.  Tetapi, tahukah anda apa yang menyebabkan banyuwangi disebut sebagai ‘Kota Santet’?

Tragedi santet sudah menjadi hal yang lumrah di antara masyarakat Banyuwangi. Bahkan, dulu terdapat sebuah jargon ‘Teluh Lima Ribu Rupiah’ yang berarti, lima ribu rupiah saja sudah bisa memesan santet.

Julukan Banyuwangi sebagai kota santet ini, terkenal sejak peristiwa memilukan yang terjadi pada Februari hingga September tahun 1998, yang dikenal dengan nama “Tragedi Santet”.

Kejadian ini merupakan pembantaian oleh oknum ninja suruhan, terhadap 100 orang dukun yang dicurigai menyebarkan santet untuk membunuh orang-orang  masyhur dan terpandang.

Baca Juga: Cara Jitu Membuat Rambut Panjang dan Tebal dengan Cepat Hanya dalam 30 Hari

Tetapi, setelah dilakukan pendataan korban, ternyata dalam tragedi ini banyak imam masjid, ketua RT dan RW, bahkan guru-guru ngaji menjadi korban kekejian ninja tersebut.

Sosok ninja ini, digambarkan sebagai seseorang yang memakai pakaian serba hitam dan menggunakan handy-talky pada saat beroperasi.

Beberapa spekulasi mengenai sosok ninja tersebut, yang pertama adalah seseorang dengan kostum serba hitam dan membawa senjata, yang kedua diceritakan sosok ninja ini seperti sosok ninja jepang yang lincah dan bergerak ringan.

Kejanggalan lain pada tragedi ini, munculnya banyak orang gila dan gelandangan seluruh Banyuwangi, para gelandangan ini diduga terlibat dalam tragedi tersebut.

Baca Juga: Banyuwangi Kota Santet! 5 Fakta Mengejutkan Mistisnya Tempat Ini, Termasuk Paling Angker di Indonesia

 Hal ini didukung oleh perilaku para gelandangan yang menjawab segala pertanyaan dengan baik, tetapi akan bertingkah sebagai orang gila, ketika ditanya asal usulnya.

Penyelidikan terhadap kasus ini, pernah dilakukan oleh Menteri pertahanan saat itu, Jenderal Wiranto. Hal yang sama juga dilakukan Komnas HAM yang membentuk tim penyelidikan untuk mengungkap motif dibalik kejadian tersebut. Tetapi, karena kurangnya keseriusan penyelidikan itu dihentikan.

Pada Desember 2007, Tim NU membuka kembali kasus ini, untuk mengupas habis motif beserta dalang-dalangnya dan juga membersihkan nama baik korban. Tetapi hal ini diurungkan karena keluarga korban sudah tidak ingin jika kasus ini dibuka lagi.

Baca Juga: Awas Bakteri! 6 Barang Bahaya yang Tidak Seharusnya di Kamar Mandi, Termasuk Sikat Gigi

Hingga saat ini fenomena ini menguap begitu saja. Seiring dengan bangkitnya pariwisata Banyuwangi, sebutan sebagai kota santet perlahan memudar.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Wikipedia

Tags

Terkini

Terpopuler