Dialami Suami Tasya Kamila, Ini Gejala dan Penyebab Kanker Limfoma Hodgkin

8 Mei 2021, 19:13 WIB
Foto Tasya Kamila dengan Randi Bachtiar /@Tasyakamila/Instagram.com

ABAR BESUKI – Suami penyanyi Tasya Kamila, Randi Bachtiar di diagnosa kanker limfoma hodgkin stadium 2. Melalui akun media sosial Instagramnya menyampaikan kabar tersebut.

Selain itu, pada video singkat yang ia unggah, nampak Tasya selalu mendampingi sang suami dalam menjalani pengobatannya. Tidak hanya itu, ia juga dengan sabar menyuapi makanan untuk ayah dari anaknya tersebut.

“Selama berbulan-bulan, kami merahasiakannya. Memang tidak mudah, tapi akhirnya kami menemukan keberanian untuk berbagi perjalanan ini,” ujar Tasya pada akun Instagramnya @tasyakamila.

Baca Juga: Perlu Diketahui! Inilah Kandungan Daging Kepiting, Bisa Meningkatkan Gairah Salah Satunya

Kini, Randi Bachtiar sedang berjuang melawan kanker Limfoma Hodgkin stadium 2, berbagai cara ia lakukan untuk menghadapi dn melawan penyakitnya tersebut.

“Dia telah menjalani operasi, kemoterapi, dan sekarang menjalani radioterapi, yang diharapkan menjadi fase terakhir perawatannya. Kami baik-baik saja, Alhamdulillah. Kami berharap ini adalah sesuatu yang bisa kami kalahkan dan kami menangkan. Kami tangguh. #insya Allah..,” papar Tasya berusaha menjalani semuanya itu dengan ikhlas, kerana ia percaya mampu menjalani semuanya itu dengan dukungan keluarga besarnya juga.

Tasya juga mengungkapkan tidak pernah membayangkan sebelumnya akan berada di situasi seperti sekarang ini.

Sebagai informasi, dilansir dari SehatQ, Kanker Limfoma Hodgkin dapat menyerang orang pada segala usia, tetapi paling sering terjadi pada orang-orang yang berusia antara 20 dan 40 tahun dan mereka yang berusia di atas 55 tahun.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Syawal, Lafalkan Niat Berikut untuk Menjalankannya

Secara umum, tanda dan gejala limfoma Hodgkin meliputi:

  1. Pembengkakan kelenjar getah bening yang terjadi beberapa tempat yakni, di leher, ketiak atau selangkangan. Pembengkakan ini biasanya tidak terasa nyeri.
  2. Demam
  3. Berkeringat saat malam hari.
  4. Penurunan berat badan.
  5. Kelelahan terus menerus
  6. Gatal-gatal di seluruh tubuh yang parah.
  7. Rasa nyeri di kelenjar getah bening setelah meminum alkohol

Penyebab utama limfoma Hodgkin adalah mutasi pada DNA sel limfosit tipe B. Mutasi ini menyebabkan sel tidak dapat berfungsi dengan baik dan memperbanyak diri secara berlebihan.

Baca Juga: Lama Dirahasiakan, Suami Tasya Kamila Idap Kanker Limfoma Hodgkin Stadium 2

Limfosit yang tidak normal tersebut awalnya hanya ada di satu atau beberapa kelenjar getah bening di area tertentu. Misalnya, di leher, ketiak, dan selangkangan.

Beberapa waktu kemudian, sel-sel ini bisa menyebar ke organ lain. Mulai dari sumsum tulang, hati, hingga paru-paru.

Penyebab pasti dari mutasi DNA belum diketahui hingga saat ini. Namun para pakar menduga bahwa beberapa faktor di bawah ini bisa berpengaruh:

  1. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Berbagai kondisi yang menurunkan sistem kekebalan tubuh berpotensi meningkatkan risiko limfoma Hodgkin. Contohnya, menderita penyakit HIV/AIDS atau mengonsumsi obat penurun kekebalan tubuh (imunosupresan) karena menerima transplantasi organ.

Baca Juga: Bukan Hanya Manusia, 7 Hewan Ini Dikatakan Suka Menyendiri

  1. Pernah menderita limfoma non-Hodgkin

Limfoma non-Hodgkin termasuk dalam kelompok kanker darah. Peningkatan risiko limfoma Hodgkin pada orang yang pernah menderita limfoma non-Hodgkin mungkin disebabkan oleh kemoterapi atau radioterapi.

  1. Epstein barr virus ( EBV)

Orang yang pernah terinfeksi virus ini berisiko lebih tinggi untuk menderita limfoma Hodgkin. EBV seringkali menyebabkan penyakit demam kelenjar (glandular fever).

  1. Kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan atau obesitas bisa meningkatkan risiko limfoma Hodgkin, terutama pada wanita.

Baca Juga: Lucinta Luna Pamer Hamil, Dokter Arifandi Sanjaya Ucapkan Selamat dan Beri Penjelasan Ini

Stadium limfoma Hodgkin

Sama seperti kanker pada umumnya, limfoma juga memiliki beberapa stadium di bawah ini:

Stadium 1

Kanker hanya menyerang satu kelompok kelenjar getah bening, misalnya hanya kelenjar getah bening di leher.

Stadium 2

Kanker menyerang dua atau lebih kelenjar getah bening. Pada stadium 2, kanker dapat terjadi pada kelanjar getah bening di bagian atas atau bawah diafragma, tapi tidak keduanya.

Baca Juga: Imam Ditampar Saat Pimpin Shalat Subuh, Pelaku Dianggap Gila oleh Keluarga Sendiri Ini Alasan Penamparannya

Stadium 3

Kanker menyerang kelompok getah bening yang ada diatas dan di bawah diafragma.

Stadium 4

Kanker telah menyebar melalui pembuluh getah bening ke organ lain atau sumsum tulang.

Pengobatan limfoma Hodgkin tergantung pada tingkat keparahan dan tipe limfoma Hodgkin. Kondisi kesehatan maupun pilihan Anda juga akan jadi pertimbangan.

Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dianjurkan oleh dokter meliputi:

  1. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat yang dapat membunuh sel-sel kanker. Obat ini dapat diberikan melalui pil, infus, atau keduanya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pembobolan Rumah Artis Terry Putri Masih Misterius

Kemoterapi sering kali diberikan bersama dengan radioterapi.Efek samping kemoterapi tergantung dari obat apa yang diberikan.

Namun secara umum, efek sampingnya bisa berupa rasa mual dan rambut rontok.Dalam jangka panjang, kemoterapi juga berisiko menyebabkan penyakit jantung, kerusakan paru-paru, gangguan kesuburan, dan kanker lain (seperti leukemia).

  1. Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar berenergi besar untuk membunuh sel-sel kanker. Durasi terapi yang akan dijalani oleh pasien tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.

Pada umumnya, terapi ini berlangsung selama 30 menit dan dilakukan lima kali seminggu. Efek samping radioterapi meliputi kemerahan pada kulit dan kerontokan rambut pada area yang disinari. Beberapa penderita bisa pula merasa lemas setelah terapi.

Selain itu, terapi radiasi juga memiliki berisiko untuk menyebabkan penyakit jantung, gangguan tiroid, infertilitas, dan kanker lain (seperti kanker payudara atau kanker paru-paru).

  1. Transplantasi stem cell

Pada transplantasi ini, sebagian sel punca atau stem cell akan diambil dan disimpan. Penderita kemudian akan menjalani terapi radiasi dan kemoterapi yang bertujuan untuk membunuh sel kanker.

Baca Juga: 6 Makanan Wajib yang Menjadi Ciri Khas dan Selalu Dihidangkan pada Saat Hari Raya Idul Fitri

Setelah itu, stem cell yang disimpan tadi akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh Anda melalui pembuluh darah.

Sel punca ini akan membantu dalam pembentukan sumsum tulang yang sehat.Namun sama seperti operasi lain, transplantasi sel punca juga memiliki risiko komplikasi. Salah satu komplikasinya adalah infeksi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: sehatq.com

Tags

Terkini

Terpopuler