Sejarah Nama Indonesia Ternyata Sosok Ini yang Mempopulerkannya, Indonesia Berasal dari Dua Kata Yunani

19 November 2021, 23:14 WIB
Asal usul sejarah nama Indonesia yang berasal dari dua kata Yunani, ternyata sosok ini yang mempopulerkannya. /Pixabay.com/mufidpwt

KABAR BESUKI - Sebagai warga negara Indonesia (WNI) tentunya kita harus mengetahui soal asal usul dari negara tempat kita berpijak.

Sejarah nama "Indonesia" sendiri berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya pada pertengahan abad ke-19.

Nama Indonesia berasal dari dua kata Yunani yaitu, Indus yang berarti "India" dan kata Nesos yang berarti pulau/kepulauan, maka "Indo-nesia" berarti "kepulauan India"

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.

Baca Juga: Teks Pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Lengkap, Kami Bangsa Indonesia dengan Ini Menyatakan

Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia").

Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau").

Baca Juga: Chord dan Lirik Lagu Nasional 'Garuda Pancasila' Sudharnoto

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa).

Earl juga berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan.

Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah orang India, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.

Untuk pertama kalinya, kata Indonesia sendiri muncul di dunia dengan tercetak dalam tulisan Logan.

Baca Juga: Sejarah dan Makna dari Hari Ayah 21 Juni 2021, Simak Ulasannya

"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia" (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia).

Pada sejak saat itu logan secara konsisten menggunakan nama Indonesia dalam tulisan-tulisan ilmiahnya dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Dalam buku yang berjudul Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") diterbitkan guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) tahun 1884, yang mempopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian.

Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).

Baca Juga: Bahasa Osing Banyuwangi Mudah dan Lengkap dengan Artinya, Simak Keunikan Bahasa Osing

Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917).

Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesier ("orang Indonesia"). Untuk lebih lanjut baca selengkapnya di SINI.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Wikipedia

Tags

Terkini

Terpopuler