Indonesia Berduka! Terbelah Jadi Tiga Bagian, 53 Awak KRI Nanggala-402 ‘On Eternal Patrol’, dan Naik Pangkat

26 April 2021, 10:40 WIB
Indonesia Berduka: Terbelah Jadi Tiga Bagian, 53 Awak KRI Nanggala-402 ‘On Eternal Patrol’, dan Naik Pangkat /Antara/

KABAR BESUKI – Setelah pencarian dilakukan sejak status submiss (hilang), Rabu, 21 April 2021, hingga status berganti menjadi sub sunk (tenggelam) serta akhirnya keberadaan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan "On Eternal Patrol".

On Eternal Patrol merupakan sebuah istilah dalam kemaritiman yang berarti "Pergi untuk Tugas Patroli Selamanya dan Tidak Akan Kembali".

Sementara itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto pun menyatakan 53 awak kapal KRI Nanggala-402 telah gugur dalam tugas.

Kapal selam bersejarah tersebut membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan torpedo.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Piala Oscar 2021, Nomadland Raih Penghargaan Bergengsi Terbanyak

Seperti yang diketahui, Sabtu, 24 April 2021, pagi merupakan batas akhir life support berupa ketersediaan oksigen bagi kru KRI Nanggala, yakni 72 jam, jika listrik dalam kapal mati total (blackout). Hingga akhirnya, keberadaanya ditemukkan pada Minggu, 25 April 2021.

"Dengan kesedihan yang mendalam selaku Panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel yang ada di KRI Nanggala-402 telah gugur. Prajurit-prajurit terbaik Hiu Kencana telah gugur saat melaksanakan tugas di perairan Utara Bali," ujar Panglima TNI Hadi Tjahjanto, yang dikutip Kabar Besuki dari Antara.

Ia mengatakan bahwa KRI Nanggala-402 dinyatakan telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur diperkuat dengan penemuan bukti-bukti otentik setelah dilakukan pemindaian secara akurat.

Menurut Panglima TNI, KRI Rigel telah melakukan pemindaian cara lebih akurat di lokasi tersebut menggunakan multibeam sonar dan magneto meter dan telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detail.

Baca Juga: Rupiah Menguat Pada Awal Pekan Ini, Tim Riset: Dolar AS Nampak Kembali Melemah Diawal Pagi Hari Senin

Sedangkan MV Swift Rescue menurunkan ROV untuk memperkuat citra bahwa air secara visual menggunakan kamera

Dari hasil pemindaian tersebut dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala-402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar bagian luar badan, tekan kemudi selam timbul bagian kapal yang lain, termasuk baju keselamatan awak kapal MK11.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia akan berkoordinasi dengan ISMERLO untuk mengupayakan evakuasi pengangkatan bangkai Kapal Selam, dan untuk mengevakuasi KRI-Nanggala-402 diperlukan kerja sama Internasional.

Tanpa menunggu proses evakuasi ke-53 awak KRI Nanggala-402 itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pun segera mengusulkan kenaikan pangkat kepada 53 prajurit Satuan Hiu Kencana TNI Angkatan Laut ke Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Unggah Video Evakuasi, Komandan KRI Nanggala-402: Jika Menemukan Ini di Berita Doakan Kami

Panglima TNI pun menjelaskan bahwa pihaknya akan memberi suatu penghargaan kepada prajurit yang gugur. Selain itu akan mengajukan ke presiden kenaikan pangkat.

Pada kesempatan yang sama,  Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, kembali menerangkan kondisi KRI Nanggala-402 yang karam di perairan utara Pulau Bali pada kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut terbelah menjadi tiga bagian.

Selain itu, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono juga menambahkan bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam terjadi bukan karena terjadi "human error" (kesalahan manusia).

"Saya berkeyakinan ini (tenggelamnya KRI Nanggala) bukan karena 'human error' tapi lebih pada faktor alam," kata Laksamana TNI Yudo Margono.

Baca Juga: [Cek Fakta] SBY Janji Indonesia Akan Maju Jika Demokrat Dipercaya Jalankan Pemerintahan Lagi? Ini Faktanya

Ia menjelaskan bahwa untuk proses investigasi akan dilakukan setelah proses pengangkatan KRI Nanggala-402 selesai dilakukan.

Ia pun kembali menegaskan bahwa kapal tenggelam bukan terjadi karena human error. Hal ini dipastikan karena saat proses menyelam itu sudah melalui prosedur yang benar.

Kasal juga mengungkapkan bahwa saat menyelam juga diketahui lampu kapal masih menyala semua. Hal ini berarti tidak terjadi blackout, namun saat menyelam, kontak dari kapal langsung hilang dan nantinya akan diinvestigasi.

Perlu diketahui, pada tahun 2012, KRI Nanggala sempat "overhaul" di Korea, setelah di Indonesia sudah dilaksanakan tingkat perbaikan.

Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Dipercaya dapat Meredakan Gangguan Kecemasan dan Depresi, Salah Satunya Telur

Baik dari pemeliharaan menengah hingga pemeriksaan rutin. Sebelumnya, KRI Nanggala sudah sempat berlayar dan latihan pada 12 April 2021 melaksanakan latihan penembakan torpedo.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler