KABAR BESUKI - Rocky Gerung menyebut pergantian presiden sebagai akar dari segala solusi untuk mengatasi pandemi Covid-19 di tanah air yang belum usai.
Rocky Gerung mengungkapkan, saat ini masyarakat sedang berada dalam tingkat ketidakpuasan yang akut terhadap kinerja pemerintah.
Kebijakan PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga Minggu, 25 Juli 2021 mendatang dinilai tak mampu menyelesaikan persoalan yang diderita publik.
Rocky Gerung mengakui bahwa masyarakat saat ini memiliki kreativitasnya sendiri dalam mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap kinerja pemerintah.
Meski publik telah sabar menanti kebijaksanaan dari pemerintah khususnya presiden, Rocky Gerung mengingatkan akan adanya kemarahan publik jika presiden dan jajarannya dalam pemerintahan tak mampu mengatasi masalah publik.
"Saya nggak pernah mengabaikan kemampuan publik kita untuk melayani keadaan dengan fasilitas kelucuan, tapi di belakang kelucuan gerakan sosial juga tumbuh. Jadi ya nrimo, tapi nrimo itu adalah suatu kualitas dari level kemarahan. Nanti ada kualitas level empat, namanya ngamuk," ujarnya menjelaskan.
Baca Juga: Rocky Gerung Kritik Tajam Perubahan Statuta Demi Jabatan Komisaris BUMN untuk Rektor UI
Rocky Gerung menilai, pemerintah khususnya presiden harus mampu menangkap problem yang sedang dialami oleh masyarakat.
Akan tetapi, pemerintah seolah-olah tak memiliki sarana dan prasarana untuk menangkap hal tersebut serta cenderung berfokus pada kepentingan politik mereka.
"Jadi keadaan ini mesti bisa dibaca semuanya oleh kekuasaan, tapi kekuasaan nggak punya peralatan kan? Dia ingin membaca itu (tapi) konsekuensinya nggak mau ngambil," kata dia.
Baca Juga: Rocky Gerung Ingatkan Bahaya yang Akan Terjadi Jika Negara Gagal Mengatasi Pandemi Covid-19
Rocky Gerung mengatakan bahwa masyarakat kecil sangat memerlukan adanya bantuan secara ekonomi untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
"Kalau demo nggak meluas, artinya transmisinya bisa dikendalikan karena pemerintah mampu untuk memberi subsidi pada mereka yang demo kan? Jadi kita perlu memahami upaya secara jernih apa yang sebenarnya terjadi," ujar pria yang merupakan seorang akademisi itu.
Menurut dia, persoalan mengenai kebutuhan pokok masyarakat kecil merupakan hal yang harus dipenuhi sesegera mungkin.
Akan tetapi, pemerintah justru sibuk mencari strategi baru untuk mempertahankan kepentingannya di tengah gejolak yang terjadi di kalangan masyarakat.
"Pasti, kondisi sosial rakyat kan melawan. Manokwari, Ambon, Garut, Bandung, Jawa Timur segala macem itu kan pasti laporan intelijen sudah masuk. Karena itu coba-coba dibikin kalkulasi baru. Sekarang bagaimana cara menangani Covid? Tentu sama-sama dengan menangani perut rakyat kan?," ucapnya.
Rocky Gerung menyimpulkan bahwa tak ada pilihan selain melakukan pergantian presiden untuk mengatasi akar dari segala persoalan yang diderita masyarakat.
Dia menyebutkan, pergantian presiden merupakan akar dari segala solusi untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia hingga kini. Sebab, pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai dampak negatif secara kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat.
"Nah sekarang kenapa lagi? Bukan sekedar perut rakyat dan Covid yang mesti ditangani, tapi isu tentang pergantian presiden karena terus-menerus dianggap tidak perlu sampai 2024. Jadi isunya bertambah terus kan, akibatnya levelnya naik terus, bercampuran antara politik, social needs, dan penyakit," tuturnya.***