Mardigu Wowiek Sebut WHO Berikan Indikasi Pandemi Covid-19 Akan Berakhir di Tahun 2025, Begini Penjelasannya

24 Juli 2021, 06:30 WIB
Mardigu Wowiek Sebut WHO Berikan Indikasi Pandemi Covid-19 Akan Berakhir di Tahun 2025, Begini Penjelasannya /Mardigu Wowiek/Instagram.com/@mardigu_wowiek

KABAR BESUKI - Mardigu Wowiek menyebut World Health Organization (WHO) memberikan indikasi pandemi Covid-19 akan berakhir di tahun 2025 mendatang.

Mardigu Wowiek menyebut tahun 2025 merupakan waktu yang sanagt panjang untuk menantikan berakhirnya pandemi Covid-19.

"WHO memberikan indikasi kalau Covid selesai di dunia ini baru bisa tercapai di tahun 2025. Walah, sebuah perjalanan yang panjang sekali, masih empat tahun lagi, sama lamanya dengan menunggu new mind giliran pegang kendali bernegara," kata Mardigu Wowiek sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Bossman Mardigu pada Jumat, 23 Juli 2021.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinopharm Kurang Efektif untuk Lansia, Simak Penelitian Ahli

Menurut Mardigu Wowiek, pandemi Covid-19 merupakan Perang Dunia Ketiga yang tak pernah dipikirkan oleh banyak orang.

Dalam sebuah perang, terdapat musuh yang harus diperangi secara bersama-sama. Akan tetapi, musuh dalam situasi pandemi adalah Covid-19 itu sendiri.

"Dalam kacamata perang, sesungguhnya saat ini adalah masuk kategori Perang Dunia Ketiga. Perang dunia secara harfiah yang artinya ada musuh bersama. Musuh bersama saat ini adalah makhluk tak terlihat, makhluk kasat mata. Karena masuk kategori perang maka pasti ada tumpah darah, ada causalities (sebab-akibat), dan ujungnya ada yang menang ada yang kalah," ujarnya.

Baca Juga: Update Terbaru Kasus Covid-19 di Indonesia, Jabar Masih Urutan Pertama Disusul DKI Jakarta

Mardigu Wowiek mengatakan, untuk melawan pandemi Covid-19 memerlukan sebuah strategi layaknya dalam sebuah peperangan di medan perang yang sesungguhnya.

Jurus utama untuk memenangi peperangan tersebut adalah melakukan beragam upaya untuk bertahan hidup, apapun hasil akhirnya.

"Karena masuk kategori perang, maka sesungguhnya strategi bernegaranya harus pakai war mode, strategi perang. Dalam strategi perang jurusnya cuma satu, survival. Harus hidup terlepas dari perangnya kalah atau menang," kata dia.

Baca Juga: [HOAX] Beredar Info Terkait Terbongkarnya Fakta Mengenai Covid-19 di Media Sosial WhatsApp

Mardigu Wowiek menegaskan bahwa mental baja dan kekompakan juga merupakan modal penting untuk memenangi peperangan, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Dia mengatakan, mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Siti Fadilah Supari merupakan role model terbaik untuk memenangi peperangan melawan pandemi Covid-19 dengan track record-nya yang berhasil mengatasi kasus flu burung di Indonesia.

"Untuk menang perang, kita harus bertempur hebat, punya mental baja, kompak dan punya strategi jitu. Menurut pakarnya, siapa lagi yang saya ambil referensinya kalau bukan Ibu Siti Fadilah yang saya kenal baik," ujar pria yang kerap dijuluki 'Bossman Sontoloyo' itu.

Mardigu Wowiek kemudian mengutip pendapat Siti Fadilah Supari yang mengatakan bahwa virus memiliki tiga periode mutasi sebagaimana kasus Flu Spanyol di awal abad ke-20.

"Beliau banyak menginformasikan melalui YouTube channel nya juga, kita sarikan bahwa virus punya sifat alami untuk survival bisanya punya tiga periode mutasi, mencoba Spanish Flu di awal abad 20-an. Gelombang pertama, kedua, ketiga virus bermutasi. Seperti bola dilepas dari atas, pantulan pertama lebih tinggi, pantulan kedua lebih rendah, dan pantulan ketiga terendah. Virus pertama kekuatannya terlemah, gelombang kedua mulai menguat dan ketiga terkuat. Itu adalah hukum alam dilihat dengan kacamata, disederhanakan," ucapnya.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tidak Pernah Kena Covid-19, Setelah Dibongkar Ternyata Begini Rahasianya

Mardigu Wowiek berpendapat, strategi bernegara merupakan sebuah keharusan mutlak jika pandemi Covid-19 di Indonesia ingin segera berakhir.

Dia mencontohkan, Amerika Serikat pada masa kepemimpinan Donald Trump memilki caranya tersendiri untuk memenangi perang melawan Covid-19 meski belum dapat dikatakan sepenuhnya berakhir.

"Lalu kita lihat strategi bernegara. Ada yang pakai vaccine solusinya, ada yang pakai imunitas, ada yang keduanya dikombinasi. Amerika di zaman Trump pakai cara yang terlihat 'kasar' yaitu membiarkan rakyatnya terpapar dengan cepat dengan niat agar herd immunity alami juga dengan cepat karena yakin imunitas rakyat Amerika baik dan sistem kesehatan Amerika terbaik di dunia," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Bossman Mardigu

Tags

Terkini

Terpopuler