Demokrasi Indonesia Disebut Alami Kemunduran, Rocky Gerung: Kekuasaan Ini Sebetulnya Maunya Apa?

20 Agustus 2021, 13:37 WIB
Demokrasi Indonesia Disebut Alami Kemunduran, Rocky Gerung: Kekuasaan Ini Sebetulnya Maunya Apa? /Rocky Gerung/Instagram.com/@rocky_gerung_official

KABAR BESUKI - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut demokrasi Indonesia sedang mengalami kemunduran akibat ulah segelintir orang di dalam kekuasaan.

Rocky Gerung mempertanyakan statement dari pihak di dalam lingkaran kekuasaan yang mengaku tak tersinggung dengan kritik namun memberangus daya kritis masyarakat.

"Keadaan kita hari ini bertumbuh kembali terhadap kebimbangan kekuasaan. Jadi kita bimbang, kekuasaan ini sebetulnya maunya apa? Mengatakan tidak tersinggung dengan kritik, tetapi memberangus pikiran kritis. Presiden menyatakan 'Kami selalu siap sedia menerima poin dari masyarakat' tapi staf khusus bilang itu melanggar hukum," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 20 Agustus 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Ketua MPR Sinting dan Menyindir Parlemen: untuk Moralitas Malah Puji Kekuasaan

Rocky Gerung menyebut kemunduran demokrasi di Indonesia akibat pemberangusan oleh pihak yang berada di dalam kekuasaan merupakan salah satu indikator utama kegagalan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

Bahkan, Rocky Gerung membenarkan adanya sejumlah indeks yang menunjukkan bahwa kinerja Presiden Jokowi sangat buruk.

"Jadi soal-soal semacam ini yang membuat freedom itu akhirnya menjadi ukuran utama dalam kegagalan Presiden Jokowi, dan itu yang dicatat oleh lembaga-lembaga indexing nasional dan internasional tuh terutama," ujarnya.

Baca Juga: Pilpres 2024 Diisukan Mundur Akibat Pandemi, Don Adam: Bilang Aja, Kami Masih Pengen Berkuasa Terus

Rocky Gerung berpendapat, kritik masyarakat dengan membuat mural merupakan salah satu cara terbaik untuk menyuarakan ekspresi kekecewaannya terhadap kekuasaan tanpa menimbulkan kerumunan.

Bahkan, pembuatan mural saat ini semakin mudah dengan berkembangnya teknologi digital.

"Karena ketidakutuhan ucapan dengan kemauan, itu yang menyebabkan orang akhirnya lebih memilih menyuarakan protes dengan mural yang digital, yang nggak mungkin lagi ditulis di tembok-tembok bahkan ditulis di social media tuh," katanya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sindir Tangisan Megawati Saat Presiden Jokowi Dihina 'Kodok' hingga Kritik Mural oleh Moeldoko

Dengan adanya mural yang dirancang secara digital melalui media sosial, masyarakat semakin sadar bahwa kritik publik terhadap kekuasaan tak akan bisa lagi dibendung.

Namun karena hal tersebut pula, pihak-pihak di dalam lingkaran kekuasaan disebut-sebut akan semakin mengawasi pergerakan masyarakat di media sosial.

"Jadi soal-soal beginian yang menjadi ingatan di masyarakat bahwa yang ditutup oleh Istana itu bisa dibuka di social media. Akibatnya, seluruh kegiatan Istana adalah memantau social media, sehingga mereka tidak lagi memantau penderitaan rakyat. Dia takut pada wajahnya sendiri," ujar dia.

Baca Juga: Polisi Buru Pembuat Mural ‘Jokowi 404 Not Found’, Fadli Zon: Presiden Bukan Lambang Negara

Rocky Gerung mempertanyakan alasan pihak-pihak di dalam lingkaran kekuasaan memberangus penerbitan mural yang bernada untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang kerap dinilai tidak pro rakyat.

Menurutnya, hal tersebut justru berpotensi semakin mempercepat menuju terjadinya 'End Game' yakni berakhirnya masa pemerintahan Presiden Jokowi sebelum 2024.

"Sebetulnya, bagian paling buruk dari kita lebih dicurigai oleh negara, apalagi mencurigai kreativitas warga negara, itu konyol. Nah, itu yang memungkinkan kita untuk berpikir bahwa memang sejarah sedang mengarahkan negeri ini pada 'End Game'," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler