Nadiem Makarim Tuai Kritik Karena Paksakan Sekolah Tatap Muka, Indra Charismiadji: Bisa-bisa Ini Genosida

6 September 2021, 06:05 WIB
Nadiem Makarim Tuai Kritik Karena Paksakan Sekolah Tatap Muka, Indra Charismiadji: Bisa-bisa Ini Genosida /Stephanie Hau/Unsplash/Stephanie Hau

KABAR BESUKI - Mendikbudristek Nadiem Makarim tuai kritik dari berbagai pihak karena memaksakan sekolah tatap muka tetap digelar terlalu dini.

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji turut memberikan kritik tajam terhadap kebijakan Nadiem Makarim yang memaksakan sekolah tatap muka untuk digelar secepatnya berdasarkan kajian dari sejumlah epidemolog tanah air yang memprediksi bahwa kasus aktif Covid-19 akan kembali naik pada Oktober 2021 mendatang.

"Kebetulan sih saya tidak ikut dalam somasinya, tetapi saya orang yang mendukung supaya saat ini tuh belum saatnya untuk (sekolah) tatap muka. Saya bicara dengan beberapa epidemolog itu mengatakan bulan depan akan naik lagi," kata Indra Charismiadji sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Hersubeno Point pada Minggu, 5 September 2021.

Baca Juga: Siti Fadilah Prihatin pada Kaum Milineal Saat Ini, Bahkan Sebut Nadiem Makarim Tidak Bisa Duduk Tenang

Indra Charismiadji menyoroti kasus aktif Covid-19 di Amerika Serikat yang saat ini kembali meningkat, meski tingkat vaksinasi telah memenuhi target bahkan beberapa event olahraga seperti NBA hingga Tinju Dunia diperbolehkan untuk digelar dengan menghadirkan penonton di venue.

Karena itulah, Indra Charismiadji mempertanyakan sikap Nadiem Makarim yang memaksakan sekolah tatap muka kembali digelar secepatnya meski penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia jauh lebih buruk.

Menurut Indra Charismiadji, pemaksaan sekolah tatap muka terlalu dini dapat menyebabkan potensi terjadinya genosida tanpa disadari oleh pemerintah.

"Di Amerika pun sedang naik. Kita yang dibandingkan Amerika penanganannya jauh lebih buruk, kita memaksakan anak sekolah (tatap muka). Bisa-bisa ini genosida jadinya," ujarnya.

Baca Juga: Hardiknas 2021: Menteri Pendidikan Nadiem Ajak Masyarakat Hidupkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Indra Charismiadji menceritakan pengalaman pribadinya yang sempat menjadi penyintas Covid-19. Penerapan protokol kesehatan masih belum menjamin dirinya aman dari Covid-19.

Berkaca dari hal tersebut, Indra Charismiadji khawatir jika sekolah tatap muka tetap dilaksanakan dengan tergesa-gesa karena akan membahayakan para siswa, guru, maupun warga sekolah lainnya.

"Pengalaman saya sendiri, saya tuh udah taati protokol kesehatan banget kan? Tapi tetep kena dan sekeluarga saya jadinya kena tuh. Nah, ini gimana dengan kondisi sekolah-sekolah kita yang betul-betul belum tentu bisa dijaga, itu kekhawatiran kami," katanya.

Baca Juga: Hari Pendidikan Nasional 2021, Nadiem Makarim: Momen yang Tepat untuk Refleksi Kebijakan Pendidikan

Indra Charismiadji juga menyoroti rendahnya tingkat vaksinasi di Indonesia, apalagi jika mengetahui saran medis dari para ahli yang tidak memperkenankan vaksinasi untuk anak di bawah umur dua belas tahun.

Bahkan dia juga menceritakan pengalamannya yang sempat terkena Covid-19 meski telah divaksin hingga dosis kedua.

"Saya udah divaksin dua kali aja tetep kena, gimana yang belum divaksin? Dan kalau nggak salah masih di bawah sepuluh persen anak yang usia dua belas sampai tujuh belas itu yang udah divaksin, guru-guru juga (baru) 50 persen. Jadi sebetulnya angkanya masih sangat rendah," ujar dia.

Indra Charismiadji juga menyoroti tingginya angka kematian orang tua siswa serta guru berdasarkan rilis KPAI. Atas hal tersebut, dia juga meminta agar pemerintah lebih serius dalam melindungi rakyatnya.

"Angka dari KPAI udah 11.000 anak Indonesia yatim piatu, ada 12.000 guru kita yang sudah meninggal dunia kan? Itu bukan angka kecil lho, itu angka yang besar sekali dan tentunya sekali lagi saya harus mengingatkan pemerintah, tugas utama pemerintah itu adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Hersubeno Point

Tags

Terkini

Terpopuler