Habib Rizieq Ingatkan 5 Indikasi Kebangkitan PKI Sejak Beberapa Tahun yang Lalu, Simak Selengkapnya

15 September 2021, 07:50 WIB
Habib Rizieq Ingatkan 5 Indikasi Kebangkitan PKI Sejak Beberapa Tahun yang Lalu, Simak Selengkapnya /Instagram.com/@kangkopi07_

KABAR BESUKI - Ketika memasuki bulan September, isu mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) kerap mengemuka, meski secara hukum PKI telah dibubarkan sejak tahun 1966.

Dalam beberapa tahun terakhir, isu kebangkitan PKI mencuat seiring dengan meningkatnya awareness masyarakat Indonesia terhadap Islam secara detail.

Seiring dengan hal tersebut, masyarakat Indonesia mulai menunjukkan simpati terhadap Habib Rizieq yang kerap mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap potensi kebangkitan PKI.

Imam Besar Habib Rizieq Shihab telah mengingatkan sejumlah indikasi kebangkitan PKI sejak beberapa tahun yang lalu.

Baca Juga: Taufik Bahaudin Ajak Masyarakat untuk Waspada terhadap 'PKI Gaya Baru', Riset Ungkapkan Fakta Mengejutkan

Berikut lima indikasi kebangkitan PKI menurut Habib Rizieq sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube Pecinta Ahlul Bait pada 2 Agustus 2017 lalu.

1. Tuntutan Pencabutan TAP MPRS XXV/1966

Menurut Habib Rizieq, dalam beberapa tahun terakhir ada sebuah kelompok tertentu yang mengupayakan tuntutan pencabutan TAP MPRS XXV/1966 yang melarang eksistensi PKI di Indonesia beserta segala atribut yang melekat.

Habib Rizieq mengatakan, keluarga besar eks kader PKI akan diuntungkan jika tuntutan pencabutan TAP MPRS XXV/1966 benar-benar terealisasi, sehingga hal ini berpotensi membangkitkan kembali konflik di tengah masyarakat akibat diakuinya kembali eksistensi PKI di tanah air.

"Kita semua tahu, ada kelompok yang menuntut pencabutan TAP MPRS XXV/1966. Kalau TAP MPRS ini dicabut, yang diuntungkan adalah keluarga besar PKI. Ini indikasi saudara, nggak mungkin yang bukan PKI menuntut pencabutan TAP MPRS tersebut," kata Habib Rizieq dalam ceramahnya beberapa tahun yang lalu.

Baca Juga: Taufik Bahaudin Sebut 'PKI Gaya Baru' Berpotensi Bangkit Kembali Melalui BPIP, Begini Penjelasannya

2. Penghapusan Sejarah Pengkhianatan PKI dalam Kurikulum

Sebelum 1998, pengkhianatan PKI merupakan materi wajib dalam kurikulum mata pelajaran sejarah di seluruh jenjang pendidikan.

Akan tetapi kata Habib Rizieq, penghapusan materi sejarah pengkhianatan PKI dari kurikulum mulai terjadi secara bertahap setelah terjadinya reformasi, terlebih dalam beberapa tahun terakhir.

"Sejak 1998 sampai hari ini, anak-anak SD, SMP, SMA yang di tahun 1998 baru mulai mencicipi sekolah, mereka nggak lagi dapet pelajaran tentang pengkhianatan PKI. Generasi muda kita yang sekarang umurnya 25 sampai tujuh tahun, mereka nggak tau apa dan bagaimana PKI," ujarnya.

Akibatnya, banyak generasi muda yang tidak mengerti mengenai keberadaan PKI, bahkan justru bangga mengenakan segala atribut yang berbau PKI.

"Kalau sudah dihapuskan dari kurikulum, jangan kaget kalau anak-anak muda kita saat ini tidak ada yang tahu PKI, bahkan mereka merasa bangga pakai kaos dengan gambar palu arit karena ketidaktahuan mereka," katanya.

Baca Juga: Pendiri NU Diganti dengan Tokoh-tokoh PKI, Hidayat Nur Wahid: Sebut Tokoh2 PKI Spt Semaun,DN Aidit dll

3. Anggota Keluarga Eks Kader PKI Masuk Sejumlah Parpol dan Instansi Negara

Pasca reformasi, Habib Rizieq menyebut terdapat sejumlah anggota keluarga eks kader PKI masuk ke partai politik (parpol) dan sejumlah instansi negara, khususnya di bidang legislatif.

Habib Rizieq mengatakan, keberadaan anggota keluarga eks kader PKI dalam parpol dan instansi negara dapat mempengaruhi berbagai kebijakan negara demi keuntungan PKI yang telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang hingga kini.

"Dari sanalah, mereka mempengaruhi kebijakan-kebijakan untuk keuntungan PKI," ujar dia.

4. Pembuatan Buku Pembelaan terhadap PKI

Sejak reformasi bergulir pada 1998, pembuatan buku yang berisi pembelaan terhadap PKI mulai beredar di Indonesia. Salah satunya adalah buku berjudul 'Aku Bangga Jadi Anak PKI' yang ditulis oleh Ribka Tjiptaning, politisi PDIP yang juga merupakan putri dari almarhum Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro (anggota Biro Khusus PKI).

"Begitu banyak buku-buku yang membela PKI dibagikan secara gratis, dijual dengan bebas di toko-toko buku. Pemerintah kita nggak mampu untuk melakukan tindakan apapun. Bahkan ada satu anggota dewan begitu bangga mengarang buku dengan judul 'Aku Bangga Menjadi Anak PKI'," ucap Habib Rizieq.

Baca Juga: Lebih Kenal Pahlawan Revolusi Pierre Tendean, Sosok Ajudan Korban Peristiwa G30S/PKI

5. 'Bantuan' China kepada Indonesia Beserta Kompensasinya

China yang dikenal sebagai negara dengan menganut paham komunis kerap memberikan sejumlah 'bantuan' kepada Indonesia beserta kompensasinya dalam beberapa tahun terakhir.

Habib Rizieq bahkan mengatakan, 'bantuan' dari China patut diwaspadai karena dapat mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Saya tidak ikut campur urusan ekonomi negeri ini. Tapi kalau sudah bantuan dari negara komunis China ke Indonesia dengan kompensasi-kompensasi tenaga kerja yang masuk ke Indonesia wajib untuk diwaspadai," tuturnya.

DISCLAIMER:

Artikel ini hanya sebagai informasi tanpa unsur tendensi kepada pihak manapun dari penulis.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Pecinta Ahlul Bait

Tags

Terkini

Terpopuler