KABAR BESUKI – Akademisi Rocky Gerung mengatakan bahwa Polisi aslinya sudah capek mengurus kasusnya (Rocky Gerung) yang berkali-kali selalu dilaporkan.
Menurut Rocky Gerung, kasusnya sudah menumpuk di berbagai kantor polisi.
Meski Rocky Gerung mengaku bebas berbicara untuk mengkritik pemerintah, namun di sisi lain ia juga sadar akan risiko yang akan dihadapinya.
Baca Juga: Persaingan Marketplace Kian Memanas, Ini Juara E-Commerce 2021 di Indonesia!
Risiko yang dia bicarakan akan terus ditandai oleh lembaga-lembaga yang tidak puas dengan kritiknya terhadap pemerintahan Jokowi.
Lebih detail, Rocky Gerung mengatakan akan dilaporkan oleh partai politik yang tersinggung dengan kritiknya.
Dilansir Kabar Besuki dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Rocky Gerung menyinggung banyaknya laporan yang ia terima di kantor polisi.
Baca Juga: Rocky Gerung Soroti Putusan MK Terhadap Pemerintahan Jokowi: Jadi Covid sebagai 'Kambing Hitam'
Salah satu penyebab kemunduran ini adalah kurangnya penghargaan terhadap budaya hukum.
“Kultur kita bekerja gak? Saya bebas ngomong di sini tapi tiap saat bisa dilaporkan sebuah partai. Di polisi bertumpuk-tumpuk laporan saya. Polisi sampai capek, udah laporan ke Dewan Pers saja, berkali-kali Rocky lagi Rocky terus,” tutur Rocky Gerung.
Meski memahami Indonesia adalah negara hukum, Rocky Gerung meyakini budaya yang dibangun di sana tidak boleh dibawa kembali ke kepolisian.
Menurut Rocky Gerung, dalam situasi dan budaya seperti itu, berarti tidak ada percakapan atau tukar pikiran antar warga.
Jadi, karena tidak ada penghormatan terhadap budaya hukum, semuanya harus diatur dengan hukum negara.
Menurut Rocky Gerung, jika dipikirkan matang-matang, hukum negeri ini berpotensi sangat berbahaya karena ada risiko kompromi.***