KABAR BESUKI - Ekonom senior Rizal Ramli menyebut dengan tegas bahwa Indonesia sedang berada dalam 'titik jungkal' (tipping point).
Rizal Ramli menyebut, istilah titik jungkal yang digunakan untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini merupakan istilah yang diketahuinya dalam ilmu manajemen.
Rizal Ramli menilai, Indonesia berada dalam titik jungkal baik secara alami maupun karena adanya dorongan untuk menuju ke arah tersebut.
"Suasana hari ini itu dalam istilah manajemen, Indonesia saat ini dalam tipping point atau titik jungkal. Baik karena alamnya, atau karena didorong sedikit, dia terjungkal," kata Rizal Ramli sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun dalam video yang diunggah pada Selasa, 1 Maret 2022.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Indonesia Sudah Berada di Ujung Kehancuran: End Game Sedang Terjadi
Rizal Ramli mengungkapkan, titik jungkal tak akan terjadi jika kondisi objektif maupun subjektifnya belum matang.
"Dalam sejarah, tipping point itu nggak mungkin terjadi kalau kondisi objektif dan subjektifnya belum mateng," ujarnya.
Lebih lanjut, Mantan Menko Kemaritiman RI itu juga mengungkapkan bahwa Indonesia berada dalam titik jungkal karena tingkat perekonomiannya yang telah merosot sebelum adanya Covid-19.
Dia juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat kehancuran ekonomi Indonesia tampak semakin menjadi-jadi.
"Kenapa saya katakan Indonesia sudah di titik jungkal? Karena ekonominya merosot sebelum Covid-19, dan dengan Covid-19 semakin menjadi-jadi," katanya.
Rizal Ramli menyebut Indonesia sedang berada dalam 'titik jungkal' karena tak mampu mengatasi masalah Covid-19.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia, dia menyebut bahwa pemerintah seolah tak pernah mengatasi masalah tersebut dengan serius.
"Terlihat jelas setelah satu setengah tahun (dua tahun) Covid-19 ini, pemerintah tidak mampu menyelesaikan, mengurangi, dan mengatasi masalah Covid-19," ujar dia.
Baca Juga: Dianggap Gagal Atasi Pandemi, Rocky Gerung Sebut Rakyat Tak Lagi Butuh Presiden Jokowi
Sebaliknya, Rizal Ramli justru mengatakan bahwa Indonesia justru memberikan insentif bagi turis asing untuk bebas berwisata di Indonesia ketika pandemi Covid-19 mulai merebak di China.
Dia juga menyoroti masuknya TKA China ke wilayah Indonesia yang seolah tanpa henti sepanjang pandemi Covid-19, hanya demi kepentingan bisnis seorang pejabat negara.
"Pemerintah (Indonesia) malah kasih insentif turis masuk, kasih TKA China masuk nggak berhenti-berhenti hanya karena kepentingan bisnis seorang pejabat. Bukan demi kepentingan nasional," tuturnya.***