Bupati Ipuk Sebut Banyuwangi Festival Sebagai Alat Konsolidasi Internal, Lebih dari Sekedar Proyek Pariwisata

1 April 2022, 13:30 WIB
Bupati Ipuk Sebut Banyuwangi Festival Sebagai Alat Konsolidasi Internal, Lebih dari Sekedar Proyek Pariwisata. /Tangkap Layar Zoom Meeting

KABAR BESUKI - Bupati Ipuk Fiestiandani menyebut Banyuwangi Festival sebagai alat konsolidasi internal dan lebih dari sekedar proyek pariwisata.

Bupati Ipuk mengungkapkan bahwa proyek Banyuwangi Festival lebih dari sekedar upaya untuk mendatangkan banyak wisatawan ke wilayah Banyuwangi.

Bupati Ipuk menegaskan bahwa Banyuwangi Festival merupakan alat konsolidasi internal baik dari segi budaya, infrastrktur, perilaku, dan ekonomi.

"Memang bagi Banyuwangi, festival itu bukan sekedar pariwisata, bukan hanya tentang orang datang ke Banyuwangi. Festival ini alat konsolidasi internal (budaya, infrastruktur, perilaku, ekonomi)," kata Bupati Ipuk dalam acara Forum Klarifikasi Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) pada Selasa, 22 Maret 2022.

Baca Juga: Agus Sulistriyono Kunjungi Bupati Ipuk, PRMN dan Promedia Siap Bantu Promosi Pelaku UMKM Banyuwangi

Melalui Banyuwangi Festival, Bupati Ipuk mengatakan bahwa banyak sanggar seni tradisional yang kembali tumbuh sekaligus memicu masyarakat khususnya generasi muda semakin bangga dengan kebudayaannya sendiri.

"Sanggar-sanggar kesenian tumbuh dengan adanya festival, masyarakat khususnya anak-anak semakin bangga dengan budaya Banyuwangi," ujarnya.

Dari segi infrastruktur, istri mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ini juga menilai aspal jalan raya Banyuwangi jauh lebih mulus sejak digelarnya Banyuwangi Tour de Ijen.

Terlebih, rute untuk agenda Banyuwangi Tour de Ijen kerap mengalami perubahan di setiap tahunnya.

"Jalan-jalan jadi bagus, dan setiap tahun pasti rute yang dilalui Banyuwangi Tour de Ijen juga berubah-ubah," katanya.

Baca Juga: Bupati Ipuk Mendapat Penghargaan dari Kemendes: Pemerataan Pembangunan Akan Terus Kami Tingkatkan

Bupati Ipuk juga berbagi cerita ketika suaminya pertama kali menjabat sebagai Bupati Banyuwangi, kota yang lahir pada 18 Desember 1771 ini pernah mendapat predikat sebagai kota terkotor di Jawa Timur sepanjang tahun 2010.

Berkaca dari hal tersebut, Pemkab Banyuwangi merubah mindset masyarakatnya agar lebih aware terhadap kebersihan melalui Banyuwangi Festival, salah satunya dengan program Festival Toilet Bersih.

"Kalau dulu, Banyuwangi menjadi kota terkotor di Jawa Timur tahun 2010. Dengan konsep Banyuwangi Festival, kita ajak masyarakat merubah mindset. Kita buat Festival Toilet Bersih, Kaliku Bersih," ujar dia.

Selain itu, Bupati Ipuk juga menyoroti Muncar yang dahulu dikenal sebagai tempat pembuangan limbah pabrik terbesar dan Bangsring yang semula sering terjadi pengeboman ikan, namun citra itu berubah menjadi lebih baik setelah adanya Banyuwangi Festival.

"Muncar dulu sangat terkenal kotor, sampah lautnya luar biasa. Tapi dengan adanya Banyuwangi Festival, lambat laun perilaku mereka jadi berubah. Begitu juga dengan Bangsring, dulu tempatnya orang ngebom ikan. Setelah adanya pariwisata mulailah mereka berbenah," ucapnya.

Baca Juga: Banyuwangi Terapkan Sistem Pertanian Agro Solution, Bupati Ipuk Ikut Hadiri Tanam Perdana

Dari pengalaman tersebut, Bupati Ipuk ingin menegaskan bahwa Banyuwangi Festival bukan sekedar ajang hiburan semata, namun juga memiliki efek samping yang sangat positif.

"Festival bukan hanya sekedar ajang senang-senang, tapi ada side effect dari ajang tersebut," kata dia.

Bahkan jika ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat di Banyuwangi juga turut merasakan dampak positif melalui Banyuwangi Festival yang digelar secara rutin.

"Tidak hanya ekonomi masyarakat sekitar, tapi juga ekonomi di berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Banyuwangi," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Tags

Terkini

Terpopuler