Integrasi Pertanian dan Peternakan Dalam Budidaya Edamame di Banyuwangi

- 6 Januari 2021, 20:01 WIB
Pemerhati Petani Sugiarto, SE bersama petani Edaname di Banyuwangi
Pemerhati Petani Sugiarto, SE bersama petani Edaname di Banyuwangi /

KABAR BESUKI - Konsepsi akhir pertanian menjadi awal, peternakan dan akhir perternakan menjadi awal pertanian salah satu circle yang bisa terwujud dalam budidaya edamame.

Dalam budidaya edamame disetiap panen bisa dipastikan menyisakan limbah yang berupa daun dan batang edamame (Kedelai Jepang).

Namun dalam pertanian Edamame yang di produksi Edamoz (Edamame osing) hal itu tidaklah menjadi limbah dikarenakan daun dan batang edamame langsung bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak utamanya kambing dan kerbau.

Baca Juga: Yugeom Dikabarkan Akan Hengkang dari GOT7, Netizen Khawatir Ancaman Pembubaran Grup

"Hal itu bisa kami wujudkan dalam rangkaian siklus budidaya edamame dalam setiap 1/4 ha tanaman edamame akan menghasilkan 2 - 3 ton daun dan batang sementara kebutuhan pakan hijaun sapi rata-rata 100 kg untuk sapi berat 500 kg", ujar Sugiarto pemerhati pertanian.

Lebih jauh menurut sugiarto perhitungan tanam edamame dalam 10 - 20 Ha maka bisa terbentuk Kelompok Kerja Bersama (KKB) yang akan melibatkan setidaknya 100 tenaga kerja, yang akan bekerja tiap hari membentuk siklus rantai pekerjaan.

Baca Juga: Rasakan Manfaat 7 Khasiat Minum Air Hangat dan Dicampur Perasan Lemon

Dalam KKB tersebut akan terbagi team kerja teknis masing-masing, terdiri dari kelompk kerja bagian tandur (menanam), bagian semprot, bagian mipil (mengambil buah edamame dari batang atau pekerjaan pada saat panen.

Lebih jauh untuk 100 tenaga kerja juga dapat memiliki tabungan berupa ternak sapi atau kambing dengan mamanfaatkan daun dan batang edamame tanpa harus mencari rumput

" Jadi dari luasan 10 - 20 ha akan tersedia pakan untuk sapi sebanyak 30 ekor, jika kambing bisa 60 ekor, ternak ini merupakan tabungan bagi anggota KKB. " Tambah Sugiarto.

Baca Juga: Prediksi Zodiak Kamis, 7 Januari 2021: Leo Tantangan Serius, Sagitarius Bingung dan Cancer Sensitif

Dengan demikian menurutnya anggota KKB bisa semakin sejahtera dan dalam jangka menengah harga ternak KKB bisa kompetitif karena tidak ada biaya pakan.

Serta waktu dan tenaga mencari rumput bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif.

"Disamping itu anggota KKB juga sekaligus bisa memproduksi pupuk organik sendiri dari kotoran sapi / kambing yang dipelihara dan tentunya selàin diginakan sendiri pupuk organik juga bisa dijual sebagai tambahan pendapatan KKB" jelasnya.***

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini