Soni mengatakan bahwa aplikasi ini mempermudah sebuah kelompok atau desa dalam mengumpulkan sampah anorganik, yang nantinya akan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Alur dalam projek ini adalah masyarakat dibimbing untuk dapat mengolah sampah secara mandiri, terkait dengan memilah dan mengumpulkan. Kemudian nantinya akan dijual melalui aplikasi. “Jika program ini berjalan, bisa meningkatkan pendapatan keluarga,” jelasnya.
Hasil dari penjualan sampah ini, bisa dijadikan tabungan emas. perwakilan pihak pegadaian Banyuwangi saat kegiatan tersebut mengatakan,”Tabungan emas ini bentuknya fleksibel, bisa dicairkan dalam bentuk cash, atau mas plakat”.
Salah satu peserta pelatihan, sekaligus anggota karang taruna CPI 2 Kertosari, Fitriani mengatakan kepada KABAR BESUKI, ”Pelatihan ni sangat bermanfaat sekali, karena menambah pengetahuan bagaimana mengolah sampah yang benar hingga mendaur ulang menjadi kerajinan tangan atau dibuat pupuk organik”.
Tambahnya, “Saya pikir ini langkah bagus untuk melakukan hal yang sama di lingkungan, karena sayang sekali juka ilmu yang sudah didapat ini tidak dibagikan kepada orang lain”.
Baca Juga: Cek Sekarang! Harga Emas Turun Kamis, 25 Februari 2021 di Pegadaian, Emas Antam dan UBS
Tak hanya penyampaian materi saja, peserta pada pelatihan ini juga diajarkan secara langsung ke lapangan mengenai cara memilah sampah anorganik, teknik pembuatan kerajinan tangan dan juga cara mengolah sampah organik hingga memiliki nilai jual.***