Hasilkan 188.753 Ton Sampah Setiap Harinya, MUI Himbau Masyarakat Sahur dan Buka Puasa Secukupnya

- 20 April 2021, 14:48 WIB
Ilustrasi aneka menu makanan dihidangkan saat buka puasa
Ilustrasi aneka menu makanan dihidangkan saat buka puasa /Aini/Pixabay/Lisy_

KABAR BESUKI - Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hayu Prabowo, mengajak masyarakat makan sahur dan buka puasa secukupnya agar sampah organik sisa makanan tidak menumpuk.

“Kegiatan perlindungan lingkungan dan melindungi bumi ini adalah salah satu refleksi dari akhlak beriman untuk mencapai ketakwaan,”ujar Dr. Hayu Prabowo, yang dilansir dari Antara, Selasa, 20 April 2021.

“Karenanya, selama menjalankan ibadah puasa, umat Muslim yang tidak boleh mengabaikan dan berbuka sekenyang-kenyangnya, karena yang di dalam agama Islam adalah makan secukupnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Gempa Berkekuatan 5,9 SR Melanda Iran Selatan, Warga Tidak Mau Kembali Ke Rumah Akibat Takut Gempa Susulan

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Sisyphus: The Myth Tayang di Netflix, Dibintangi Cho Seung Woo dan Park Shin Hye

Baca Juga: Iri dengan Wanita Jepang yang Tidak Bisa Gemuk? 7 Alasan Wajib Coba Agar Terlihat Proporsional

Lebih jauh, Hayu mengungkapkan bahwa MUI telah mengeluarkan fatwa nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan. Salah satu hukum dalam fatwa tersebut adalah setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan barang-barang gunaan untuk kemaslahatan, serta menghindarkan diri dari berbagai penyakit serta perbuatan tabzir (mubazir) dan ishraf (berlebihan).

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton. Artinya, ada sebanyak 185.753 ton sampah per harinya yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia.

Dengan kata lain, setiap orang di Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0,68 kg per harinya. Dari total jumlah tersebut, sampah makanan merupakan komposisi sampah yang paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 30,8 persen, diikuti sampah plastik sebesar 18,5 persen, sampah kayu, ranting dan daun sebesar 12 persen, sampah kertas / karton 11,2 persen, sampah kain 4,9 persen, sampah logam 3,56 persen, sampah karet / kulit 3,5 persen, sampah kaca 2,8 persen dan jenis sampah lainnya sebesar 12,8 persen.

Selain itu, laporan terbaru Economist Intelligence Unit (EIU) mengungkapkan bahwa setiap orang di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan sekitar 300 kg sampah makanan.

Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara kedua di dunia yang menghasilkan sampah makanan terbesar setelah Arab Saudi.

Head of Communication and Engagement Waste4Change Hana Nur Auliana menjelaskan, data itu perlu menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat karena timbulan sampah makanan ini dapat menghasilkan gas metan.

Baca Juga: Rapat Kedua Manajemen PT BSI dengan Kades Mulai ada Titik Temu

Baca Juga: Benarkah Ratu Entok Ditangkap Akibat Nyinyiran Postingan TikToknya Kepada Perawat, Cek Faktanya

Baca Juga: Ramalan Zodiak 20 April 2021, Libra: Siap-siap Mungkin Akan Bertemu Pasangan Hidup Bulan Ini

“Laporan EIU juga menyebutkan bahwa gas metan 20 kali lebih berbahaya dibandingkan gas karbondioksida. Sehingga, jika kita tidak berupaya mengurangi dan mengelola sampah makanan secara bijak, maka pesanan akan semakin meningkat dan ini akan berpengaruh pada terus memburuknya perubahan iklim global dan di bumi ini ”, jelas Hana.

Sementara itu, Manajer Umum Perusahaan Al Jazeerah Manajemen Perhotelan, Miftahurrozi, menyatakan bahwa sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri perhotelan, khususnya makanan dan minuman Timur Tengah, Al Jazeerah terus menjaga kelestarian bumi.

Pihaknya membuat program lingkungan seperti menggunakan sedotan kertas dan tas plastik singkong, penggunaan kertas daur ulang bermitra dengan UMKM lokal yang ramah energi, pengelolaan sampah secara bertanggung jawab.

Terkait dengan sampah makanan, Al Jazeerah mendorong pelanggannya agar bijak mengkonsumsi makanan dan memfasilitasi pelanggan agar membawa pulang sisa makanan yang masih layak dikonsumsi.

Selain itu, Al Jazeerah juga telah bekerja sama dengan Waste4Change dalam pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan dan pengangkutan sampah secara bertanggung jawab.

Dari material sampah yang diperoleh dari lokasi restoran Al Jazeerah, Waste4Change membantu pengolahan sampah organik menjadi bahan pakan dan pupuk tanaman, material sampah anorganik ke mitra daur ulang, serta memberikan pengelolaan sampah kepada seluruh karyawan Al Jazeerah.

Baca Juga: Menurut Dokter Gigi, Ini Waktu yang Tepat Untuk Gosok Gigi Saat Puasa

Baca Juga: Dalam Rangka Ramadhan, Pemprov Jatim Beri Diskon Pajak Kendaraan Bermotor

Baca Juga: Menurut Studi: Berjalan Kaki Lebih Cepat Bisa Menurunkan Risiko Kematian Dini

Waste4Change berharap dapat terus berkolaborasi bersama seluruh lapisan masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA dan lingkungan.

Waste4Change terus mengimplementasikan berbagai program pengelolaan sampah secara bijak mulai dari edukasi dan pengelolaan pengelolaan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah organik dan anorganik menjadi material baru yang dapat dimanfaatkan kembali.

“Kita tidak bisa memungkiri bahwa antusiasme masyarakat Indonesia terhadap kegiatan memasak dan mengkonsumsi makanan akan meningkat selama periode bulan Ramadhan hingga Idul Fitri, Oleh karena itu, memasuki Ramadhan 1442 Hijriah, kami akan terus menjalankan berbagai program edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memilah dan dikelola secara bijak, khususnya sampah organik yang berasal dari sisa makanan, ”pungkas Hana.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x